Salin Artikel

Mengunjungi Rumah Sewaan yang Disulap Jadi Klinik Aborsi di Paseban

Pengungkapan praktik klinik aborsi ilegal ini berawal dari informasi warga yang mengadukan melalui situs web. Klinik aborsi ilegal ini diketahui telah beroperasi selama 21 bulan.

Kompas.com mencoba mengunjungi klinik sewaan yang kini tampak sudah dikelilingi garis polisi.

Klinik yang berlokasi di Jalan Paseban Raya, Senen Nomor 61 RT 002 RW 007 berjarak sekitar 200 meter dari kantor Kelurahan Paseban.

Sekitaran klinik tampak sepi, hanya terdengar suara mesin kendaraan yang melintas. 

Di kawasan itu, jarak antara rumah satu dan lainnya relatif berjauhan. Sebelah kiri klinik terdapat restorasi vespa, sementara sebelah kanannya rumah kosong yang sudah tidak ditempati.

Bangunan bercat putih dengan gerbang kuning itu tidak tampak seperti klinik.

Tidak ada plang. Tak terlihat pula papan tulisan atau ruang tunggu bahkan ruangan kasir seperti klinik pada umumnya.

Klinik itu seperti rumah tinggal, ada teras, halaman dan beberapa kamar.

Halaman rumahnya pun cukup luas. Masuk dua mobil dan beberapa motor. 

Pemilik warung di kawasan klinik, Tursila mengatakan, klinik aborsi itu buka dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.

Namun, Tursila mengaku tidak tahu menahu jika klinik itu merupakan tempat aborsi.

"Saya tahunya malah klinik biasa soalnya tidak ada plangnya sih, kaya klinik biasa aja," ujar Tursila di lokasi, Sabtu (15/2/2020).

Sepengetahuan Tursila, klinik itu biasa didatangi tiga hingga empat pasien atau pelanggan.

Rata-rata, kata dia, mereka yang berkunjung ke klinik itu berpasangan.

"Pasti kebanyakan wanita sama laki-laki, saya pikir mah suami istri sih. Ada juga yang bawa anak kecil kok," kata dia.

Sementara, Chandra Setiawan (33), karyawan restorasi vespa yang bertetanggaan dengan klinik itu mengatakan, para pelanggan klinik kebanyakan mengantar sampai ke halaman.

Sehingga wajah-wajah pelanggan tidak terlihat. Bahkan, biasanya jika diantar naik ojek online maupun mobil, mereka menggunakan masker atau menutupi wajahnya dengan kain.

"Siapa-siapanya saya tidak tahu nih, pokoknya mereka masuk tuh kaya menutup identitas, kadang naik mobil dianter sampai halaman, kadang juga kalau ada di antar depan gerbang, langsung buru-buru masuk sambil tutupin wajahnya," ujar dia.

Selain pelanggan yang menyembunyikan identitasnya, para karyawan klinik itu pun, kata Chandra, tak berbaur.

Mereka seolah menjauh dari tetangga.

"Ya karyawannya juga diem aja sih, mereka tidak ada yang berbaur. Lagian kan mereka tidak ada yang menginap, semuanya pulang pergi," ucap dia.

Ia mengaku kaget saat tahu rumah  itu dijadikan klinikn aborsi. Sebab tidak terlihat ada kegiatan itu.

"Saya mah kaget banget, saya pikir klinik biasa doang," ucap dia.

Meski demikian, ia bersyukur jika tempat maksiat itu tidak lagi dibuka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/15/15431231/mengunjungi-rumah-sewaan-yang-disulap-jadi-klinik-aborsi-di-paseban

Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke