Salin Artikel

[POPULER JABODETABEK] Herannya Ahok soal Reklamasi Ancol | 30 RW Zona Merah Covid-19 di Jakarta

Anies dalam pernyataan lewat video yang diunggah di akun pribadinya, menjelaskan proyek reklamasi Ancol merupakan pemanfaatan tanah hasil kerukan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI).

Hasil kerukan tanah seluruh sungai yang mengalir di Jakarta itu menimbulkan area baru yang menempel di sisi timur Ancol seluas 20 hektar. Lahan ini yang kemudian akan menjadi proyek reklamasi seluas total 155 hektar.

Namun, Ahok mempertanyakan pemanfaatan hasil kerukan JEDI. Menurut dia, secara teknis, hasil kerukan yang dibuang di sisi timur itu seharusnya tidak boleh disambung ke daratan yang sudah ada.

Selain itu, menilik pada regulasi, jika reklamasi perlu dilakukan di pantai utara Jakarta, maka harus berjarak 300 meter dari bibir pantai.

Dia pun heran diperbolehkannya "reklamasi pantai" kini.

Berita soal keheranan Ahok ini menjadi berita terpopuler sepanjang Senin (13/7/2020).

Selain itu, ada pula isu soal lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi tiga kali dalam sepekan dan telah mencatatkan rekor tertinggi sejak kasus pertama ditemukan Maret lalu.

Baca empat berita terpopuler seputar Jabodetabek selengkapnya berikut ini:

1. Ahok heran reklamasi Ancol

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku heran dengan proyek reklamasi Ancol yang kini dikerjakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena lokasinya yang menempel dengan darat.

Sementara dulu saat pemerintahannya, ketika melakukan reklamasi 17 pulau harus terpisah dari darat sejauh 200 hingga 300 meter.

"Sekarang kan bukan reklamasi pulau tetapi pantai. Yang dulu kajian lingkungannya enggak boleh nyambung dari pantai Ancol. Harus ada jarak 200 apa 300 meter dari darat ke pulau reklamasi. Sekarang reklamasi pantai jadi boleh," ucap Ahok saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/7/2020).

Menurut dia, kemungkinan ada kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang terbaru oleh Pemprov DKI.

"Artinya mungkin ada kajian baru tentang AMDAL atau Pemda DKI sudah lebih pintar menjawab pernyataan orang," tutur dia.

Padahal pada proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), hasil kerukan sungai dan waduk yang dibuang ke Ancol tidak bisa disambung dengan darat.

Kalau pun tersambung, maka hanya dilakukan agar truk pengangkut bisa lewat.

"Itu kan buat mudah truk buang ke tempat yang ditentukan buat pulau. Setelah selesai dikeruk lagi, karena enggak boleh nempel," kata dia.

"Itu yang saya tahu aturan dan teknik kerjanya pembuangan hasil JEDI ke Ancol," tambah Ahok.

Baca selengkapnya di sini.

2. Ada 30 RW di Jakarta masuk zona merah Covid-19

Jumlah rukun warga (RW) yang masuk zona merah Covid-19 di DKI Jakarta kembali bertambah.

Berdasarkan data di situs resmi corona.jakarta.go.id, ada 30 RW yang termasuk Wilayah Pengendalian Khusus (WPK) tersebar di Ibu Kota.

Ada penambahan tiga RW yang masuk zona merah Covid-19.

Saat ini, tercatat ada 990 kasus positif Covid-19 di 30 RW itu. Namun tidak dirincikan berapa jumlah pasien corona di tiap RW.

Selain itu ada 412 Pasien dalam Pengawasan (PDP), 160 Orang dalam Pemantauan (ODP) di 30 kawasan tersebut.

Jumlah kasus positif di zona merah ini terbanyak berada di wilayah Jakarta Timur dengan 238 pasien.

Lalu disusul Jakarta Barat dengan 233 kasus. Selanjutnya, ada 191 pasien yang berada di wilayah Jakarta Selatan.

Untuk Jakarta Utara ada 168 orang, dan Jakarta Pusat 156 orang.

Kepulauan Seribu menjadi wilayah yang paling sedikit jumlah kasus Covid-19, yakni 4 kasus.

Berikut daftar RW zona merah Jakarta, selengkapnya klik di sini.

Penambahan kasus itu terjadi pada Rabu (8/7/2020), Sabtu (11/7/2020), dan Minggu (12/7/2020).

Pada Rabu, laporan jumlah kasus baru Covid-19 tercatat 344 orang, tertinggi sejak munculnya kasus perdana di Ibu Kota.

Laporan kasus baru itu berasal dari 51 warga negara Indonesia yang baru kembali dari luar negeri dan transit di Jakarta, 36 orang merupakan akumulasi pasien Covid-19 yang baru dilaporkan salah satu laboratorium rumah sakit.

Kemudian, 257 orang merupakan temuan kasus baru dari rumah sakit dan puskesmas, baik dari pasien, hasil contact tracing, maupun active case finding.

Sementara itu, pada Sabtu lalu, laporan kasus baru positif Covid-19 melampaui jumlah kasus baru pada Rabu dan menjadi yang tertinggi sejak kemunculan kasus perdana di Ibu Kota.

Pada Sabtu, laporan kasus baru positif Covid-19 di Jakarta mencapai 359 kasus. Tak ada penjelasan khusus yang disampaikan Pemprov DKI Jakarta terkait lonjakan pasien Covid-19 tersebut.

Terakhir, laporan kasus baru pada Minggu kemarin kembali menjadi yang tertinggi. Ada 404 kasus baru yang dilaporkan Pemprov DKI, melampaui jumlah kasus baru pada Sabtu lalu.

Apa penyebab tingginya kasus baru Covid-19 dalam sepekan terakhir?

Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menilai, lonjakan jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta disebabkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol pencegahan yang masih rendah.

Protokol kesehatan yang harusnya dipatuhi, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun. Tiga protokol itu dikenal dengan sebutan 3M.

"Itu disebabkan penduduknya enggak mau atau rendah sekali yang mau mempratikkan 3M," kata Pandu, Senin (13/7/2020).

Menurut Pandu, kedisiplinan masyarakat menjadi salah satu kunci utama pengendalian Covid-19.

Sementara itu, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menyatakan, tingginya kasus baru Covid-19 di Jakarta salah satunya disebabkan sejumlah pelonggaran pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi.

"Kejadian di Jakarta yang masih fluktuatif belakangan ini tidak terlepas dari longgarnya situasi semenjak PSBB transisi sejak 5 Juni," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Menurut Hermawan, kebijakan PSBB di Jakarta seharusnya tidak dilonggarkan.

Sejumlah pelonggaran itu membuat seluruh sektor tampak kembali berjalan normal tanpa batasan. Hal itu berimbas pada kembali naiknya risiko transmisi SARS-CoV-2.

Baca selengkapnya di sini.

4. Stop rapid test, perbanyak PCR

Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengimbau Pemprov DKI agar lebih gencar melakukan tes pemeriksaan Covid-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) atau swab test.

Menurut Pandu, tes PCR lebih akurat untuk mendeteksi jumlah warga yang positif Covid-19 dibanding rapid test.

"Pemerintah bikin surveillance (pengawasan) yang bagus, testing yang banyak pakai PCR, jangan pakai rapid test," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

"(Rapid test) enggak ada gunanya, enggak ada gunanya untuk surveillance, enggak ada gunanya untuk deteksi, enggak ada gunanya untuk screening, stop sama sekali," lanjutnya.

Tak hanya itu, Pemprov DKI juga diminta melacak riwayat kontak pasien positif Covid-19 secara masif guna mengetahui seberapa banyak warga yang terpapar Covid-19.

"Jadi, konsepnya testing dengan PCR, contact tracing, sama isolasi bagi mereka yang positif (Covid-19)," ujar Pandu.

Baca selengkapnya di sini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/14/07300921/populer-jabodetabek-herannya-ahok-soal-reklamasi-ancol-30-rw-zona-merah

Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke