Salin Artikel

Utak-atik Kenaikan Gaji Anggota DPRD DKI, Ternyata Anggaran Kegiatan Sosialisasi Naik Dratis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi telah menampik adanya kenaikan gaji anggota dewan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Tahun (RKT) 2021.

Menurutnya, gaji pimpinan dan anggota DPRD tidak akan naik selama tidak ada kenaikan gaji kepala daerah, sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan/Anggota DPRD.

Faktanya, anggaran untuk RKT DPRD DKI Jakarta yang tertuang dalam Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2021 berkisar di angka Rp 888,6 miliar, atau melonjak drastis dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 152,3 miliar.

Pos anggaran baru

Berdasarkan PP Nomor 18 tahun 2017, pimpinan dan anggota DPRD berhak mendapatkan sejumlah uang dan tunjangan yang dibagi ke dalam kategori uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan alat kelengkapan, tunjangan komunikasi intensif dan tunjangan reses.

Secara keseluruhan, pada tahun-tahun sebelumnya, ketua DPRD DKI mendapatkan gaji bersih senilai Rp 59 juta per bulan, sedangkan keempat wakilnya mengantongi gaji total Rp 110 juta dan 101 anggota lain mendapatkan total gaji Rp 111 juta per bulan.

Namun, berdasarkan dokumen RKT 2021 yang didapat oleh Kompas.com diketahui bahwa ada beberapa pos anggaran baru yang menyebabkan masing-masing pimpinan dan anggota DPRD DKI mengantongi pendapatan yang fantastis.

Di antaranya adalah kegiatan sosialisasi rancangan perda, yang dianggarkan sebesar Rp 40 juta per anggota per bulan; sosialisasi Peraturan Daerah sejumlah Rp 160 juta per anggota per bulan, dan sosialisasi kebangsaan senilai Rp 80 juta per anggota per bulan.

Menurut Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta S Andyka, kegiatan tambahan ini penting untuk menyerap aspirasi masyarakat. Kegiatan sosialisasi rancangan perda, misalnya, dilakukan lantaran banyak masyarakat merasa tidak dilibatkan dalam penyusunan perda.

"Selama ini kalau terkait masalah penyusunan perda ini kan kebanyakan dari akademisi, dari pakar, perwakilan ini, perwakilan itu, tidak pernah langsung dari masyarakat," kata Andyka, Rabu (2/12/2020).

Sementara terkait sosialisasi kebangsaan, menurutnya perlu dilakukan agar masyarakat Jakarta yang heterogen mampu memahami nilai-nilai kebangsaan.

"Sehingga ancaman disintegrasi bisa diminimalisir. Kami (akan) sampaikan kepada masyarakat pentingnya bingkai NKRI," ujarnya.

Dinilai sebagai pemborosan

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menyampaikan bahwa anggaran sosialisasi perda dan rancangan perda tersebut merupakan pemborosan anggaran.

"Anggaran berlebihan hanya akan membuang-buang uang saja, apalagi banyak kebutuhan lain yang lebih penting di tengah pandemi," kata Lucius kepada Kompas.com, Senin (7/12/2020).

Menurut Lucius, kegiatan sosialisasi perda atau raperda tidak harus disampaikan dengan metode tatap muka karena sosialisasi dengan bentuk pertemuan fisik tidak efektif dan tidak efisien. Ia menyarankan DPRD DKI untuk memilih cara yang lebih efisien, seperti sosialisasi secara daring (dalam jaringan).

Selama ini, progres pembahasan raperda jarang ditampilkan baik di situs resmi maupun akun media sosial anggota DPRD DKI Jakarta.

"Yang paling penting bagaimana DPRD bisa mendokumentasikan dan mengemas informasi untuk dibagikan ke publik setiap saat." ucap Lucius.

Sosialisasi perda dan raperda semestinya juga bisa dilakukan bersamaan saat masa reses, tidak atas nama perseorangan. Dengan demikian, anggarannya bisa ditekan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/07/13434461/utak-atik-kenaikan-gaji-anggota-dprd-dki-ternyata-anggaran-kegiatan

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke