Mereka ialah Ricko, Ihsan Adhlan Hakim, Supianto, Pipit Piyono, Mia Tresetyani, dan Yohanes Suherdi.
Dari keenamnya, dua jenazah di antaranya teridentifikasi berkat pencocokan asam deoksiribonukleat (DNA), yakni Ricko dan dan Pipit Piyono.
Selama proses identifikasi korban pesawat Sriwijaya SJ 182, baru kali ini tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi lewat pencocokan DNA.
"Ricko teridentifikasi sebagai anak biologis dari bapak Demianus Marlete. Sementara Pipit Piyono teridentifikasi sebagai anak biologis dari ibu Sumini dan bapak Uja," ujar Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes dr Ratna saat konferensi pers di RS Polri, Kamis.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan, sejauh ini tim DVI sudah menerima 134 sampel DNA dari keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182.
"Sebanyak 134 sampel DNA itu dari 59 korban. Jadi memang tim DVI masih menunggu ada tiga lagi. Kemudian tim juga telah menerima 139 kantong jenazah dan 46 kantong properti," kata Rusdi, Kamis.
Sejauh ini, 12 korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah teridentifikasi.
Sebelumnya, ada nama Okky Bisma, Fadly Satrianto, Khasanah, Asy Habul Yamin, Indah Halimah Putri, dan Agus Minarni.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/14/21432471/6-korban-sriwijaya-air-teridentifikasi-kamis-dua-jenazah-hasil-tes-dna