Salin Artikel

Wagub DKI Klaim Penanganan Covid-19 di Jakarta Cukup Baik sehingga Angka Kematian Turun, Ini Faktanya

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, penanganan Covid-19 di DKI Jakarta tergolong cukup baik.

Salah satu bukti yang Ariza paparkan adalah angka kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta yang terus menurun hingga kini berada di angka 1,6 persen.

"Sesungguhnya di Jakarta ini penanganannya cukup baik ya, dibuktikan dengan angka kematian terus menurun sampai sekarang mencapai 1,6 persen," ujar Ariza dalam keterangannya, Rabu (27/1/2021).

Akan tetapi, Ariza tidak menjelaskan lebih rinci mengenai penurunan angka kematian akibat Covid-19 tersebut.

Pernyataan dari Ariza tersebut bertentangan dengan beragam komentar terkait pemakaman yang penuh dan data kematian yang meningkat. Berikut Kompas.com rangkumkan.

Jumlah kematian pasien Covid-19

Sampai Rabu, menurut data situs Jakarta.go.id, jumlah pasien Covid-19 di DKI yang meninggal dunia mencapai 4.134 jiwa.

Dibandingkan dua pekan sebelumnya, jumlah kematian tersebut bertambah 459 orang di mana pada 14 Januari lalu, total pasien Covid-19 di DKI yang meninggal adalah sebanyak 3.675 jiwa.

Data pasien Covid-19 yang meninggal per harinya dalam dua pekan terakhir adalah sebagai berikut:

14 Januari : 41
15 Januari : 35
16 Januari : 35
17 Januari : 34
18 Januari : 36
19 Januari : 21
20 Januari : 32
21 Januari : 32
22 Januari : 40
23 Januari : 40
24 Januari : 44
25 Januari : 39
26 Januari : 45 (rekor)
27 Januari : 26

Tempat pemakaman penuh

Banyaknya pasien yang meninggal berbanding lurus dengan angka pemakaman dengan menggunakan protap Covid-19.

Terhitung sampai 26 Januari lalu, tercatat 13.378 pemakaman di DKI Jakarta dengan protap Covid-19.

Sebagai catatan, pada 14 Januari lalu, ada 12.230 pemakaman dengan protap Covid-19. Artinya, ada pertambahan sebanyak 1.148 pemakaman.

14 Januari : 113 (rekor)
15 Januari : 88
16 Januari : 103
17 Januari : 99
18 Januari : 111
19 Januari : 100
20 Januari : 95
21 Januari : 91
22 Januari : 87
23 Januari : 94
24 Januari : 79
25 Januari : 95
26 Januari : 106

Tingginya angka pemakaman dengan protap Covid-19 menyebabkan krisis lahan pemakaman.

Tempat pemakaman umum (TPU) Tegal Alur di Jakarta Barat, TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur, dan TPU Srengseng Sawah di Jakarta Selatan sudah tak bisa menampung jenazah karena penuh.

“Per pagi (di TPU Srengseng Sawah) tadi jam 09.00 WIB, itu tinggal empat petak. Pengiriman jenazah Muslim dengan protokol Covid-19 sudah ditutup. Sudah kita stop karena sudah kuota maskimal,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ivan Murcahyo saat dikonfirmasi, Senin (25/1/2021) siang.

TPU Srengseng Sawah bisa menampung 564 di lahan seluas setengah hektar. TPU Srengseng Sawah mulai digunakan sejak Selasa (12/1/2021), dan penuh pada Sabtu (23/1/2021).

Sementara itu, blok makam khusus jenazah terkait Covid-19 yang Muslim di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat, sudah penuh sejak Selasa (12/1/2021).

Di tempat lain, blok makam Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, baik untuk jenazah Muslim maupun non-Muslim sudah penuh sejak 20 Desember 2020.

Pandemi tak terkendali

Di sisi lain, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, belum ada upaya yang memadai dari pemerintah sejauh ini untuk meningkatkan perbaikan aspek dari testing maupun tracing.

“Nah jangan dilupakan bahwa perbaikan aspek testing, tracing atau pun screening lah dengan adanya deteksi dini melalui klinik demam di setiap puskesmas itu tidak dilakukan ini enggak bisa kita mengejar semakin jauh kita ketinggalan dari virus ini dalam menyebar,” kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (19/1/2021).

Bila menyebar, lanjutnya, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan tenaga medis pun bisa kewalahan.

Menurut Dicky, bila rumah sakit dan tenaga medis kolaps, hal itu akan meningkatkan jumlah kematian yang diprediksi bisa mencapai 500 orang perhari di akhir bulan depan.

“Itu luar biasa, sesuatu yang harus bisa kita cegah, dengan cara apa? Ya dengan penguatan aspek testing ini kita temukan semakin banyak kasusnya,” ucap Dicky.

“Kalau tidak, ya kita semakin memburuk situasinya, ini namanya situasi pandemi tidak terkendali,” katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/27/21220471/wagub-dki-klaim-penanganan-covid-19-di-jakarta-cukup-baik-sehingga-angka

Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke