Salin Artikel

Sinkronisasi Data Paling Banyak Diadukan di Posko PPDB Jakarta Pusat

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam dua hari pelaksanaan pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) DKI Jakarta, sinkronisasi data menjadi masalah yang paling banyak diadukan.

"Kalau di posko kemarin ada 17 orang yang datang, itu terkaitnya nomor kependudukan, ada perbedaan sehari dengan sistem yang ada di data Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil)," ujar Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Pusat Uripasih kepada Kompas.com di posko PPDB Jakarta Pusat 2, Selasa (8/6/2021).

Uripasih mengatakan, masalah sinkronisasi data dapat diselesaikan di posko pengaduan PPDB. Dengan mengunjungi posko PPDB, orangtua siswa dapat memperbaiki data tersebut dengan cepat guna keperluan mengurus pendaftaran sekolah anaknya.

"Jadi masyarakat masih memandang mengurus data di Dukcapil lama. Tadi ada tuh orang ngurus data, jadi cepat karena ini kan sudah connect, (pegawai) Dukcapil-nya ada di sini juga," kata Uripasih.

Uripasih menegaskan pelayanan tersebut dilaksanakan Dinas Pendidikan bersama dengan Dukcapil guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

Karena sistem yang sudah terintegrasi, ia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir akan permasalahan tersebut.

"Sudah nge-link (terhubung). Jadi masyarakat enggak perlu lagi ke Dukcapil dan masyarakat hanya perlu ke posko, posko manapun ada orang Dukcapil dan ada sebulan di posko ini," kata Uripasih.

Sebelumnya, Fitriana, salah satu orangtua murid yang ditemui di posko PPDB SMAN 30 Jakarta Pusat mengungkapkan bahwa dirinya tidak dapat mendaftarkan anaknya akibat tidak sinkronnya data pada kartu keluarga (KK).

"Di kartu keluarga sama yang di data itu enggak sinkron, cuma huruf i doang padahal," ujar Fitriana.

Demi mengurus data yang tidak sinkron tersebut, Fitriama mengurusnya ke suku dinas dan sudah selesai. Namun, saat mengurus PPDB online permasalahan masih tetap sama dengan sebelumnya.

"Sebelum ujian saya ngurusnya repot juga, saya pikir sudah langsung online, anak saya beda di i doan,g i satu dan i dua di dua kali itu enggak bisa," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/08/17390791/sinkronisasi-data-paling-banyak-diadukan-di-posko-ppdb-jakarta-pusat

Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke