TANGERANG, KOMPAS.com - Nasib malang menimpa Abah Fatoni (62), warga Kampung Jawaringan, Kabupaten Tangerang, Banten. Ia tewas dibunuh tiga orang berinisial A, W, dan TYP.
Peristiwa pembunuhan ini diungkap oleh Kapolresta Tangerang Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro pada Selasa (14/9/2021) kemarin.
Menurut Wahyu, Fatoni ditemukan tewas di rumahnya pada Jumat (16/7/2021) dalam kondisi tubuh terikat dan mulut mengeluarkan darah.
Olah tempat kejadian perkara menemukan ada sejumlah barang yang hilang dari rumah korban, yakni 2 sepeda motor, 2 unit gawai, dan sejumlah uang.
”Ada tanda bekas penganiayaan. Kami bawa ke RSUD Balaraja. Hasil otopsinya korban diketahui meninggal karena kehabisan oksigen,” ujar Wahyu, dilansir dari Kompas.id.
Polisi akhirnya menemukan titik terang bahwa ada tiga pelaku yang bekerja sama membunuh korban. Dua dari pelaku, yakni W dan TYP, sudah berhasil diringkus pada Sabtu (21/8/2021) ketika berada di Kalideres, Jakarta Barat.
Sementara A masih dalam pencarian.
Janji gandakan uang
Polisi mengatakan bahwa peristiwa pembunuhan tersebut dilatar belakangi dendam dan sakit hati.
“Mereka merasa ditipu korban karena janji menggandakan uang tak kunjung ada hasil,” kata Wahyu.
W adalah orang pertama yang berkenalan dengan Fatoni. Dari perkenalan itulah W tahu bahwa Fatoni disebut bisa menggandakan uang.
Dalam hatinya mulai timbul benih-benih untuk menggunakan jasa tersebut. Dia lantas mengajak TYP untuk bergabung.
Fatoni pun mensyaratkan keduanya untuk menyerahkan uang kas sebelum ritual penggandaan uang di Pantai Jayanti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
W mengaku telah menyerahkan uang Rp 8,2 juta dengan janji digandakan menjadi Rp 5 miliar. Sementara TYP menyerahkan Rp 60 juta dengan janji digandakan menjadi Rp 20 miliar.
”Kami terpikat iming-imingnya. Sudah semedi di pantai, tapi tidak ada hasilnya. Kami tunggu sampai dua minggu, tetapi tidak ada uang sesuai janji. Justru uang kami tidak kembali,” ujar W.
Pembunuhan yang direncanakan
Kekesalan yang memuncak membuat ketiga pelaku nekat menghabisi nyawa korban.
Mereka berkomunikasi untuk merencanakan pembunuhan hingga sepakat menjalankan aksinya pada Kamis (15/7) malam.
Ketiganya mendatangi rumah lelaki paruh baya itu pukul 23.00. Mereka bertemu di depan rumah korban sebelum menjalankan aksinya.
TYP menuturkan, mereka masuk ke dalam rumah korban dengan mencongkel jendela menggunakan obeng.
Ketiganya lalu berbagi tugas untuk mengikat tangan dan kaki korban serta membekapnya hingga mati lemas.
”Tidak ada senjata tajam. Kami pakai tangan kosong untuk ikat dan bekap Fatoni hingga mati lemas," ucapnya.
Atas perbuatan tersebut ketiganya terancam hukuman seumur hidup atau hukuman mati.
(Kompas.id/ Fransiskus Wisnu Wardhana Dany)
Artikel di atas telah tayang di Kompas.id dengan judul “Semedi Tak Mujarab Berujung Hilangnya Nyawa Abah Fatoni”.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/15/13263191/gagal-gandakan-uang-abah-fatoni-tewas-di-tangan-tiga-kliennya