Salin Artikel

Sulit Dapat Air untuk Padamkan Kebakaran Lapak Kayu, Damkar Depok Tiga Kali Bolak-balik ke Kali Sejauh 1 Km

DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok sempat kesulitan memadamkan lapak penjualan kusen kayu di Jalan Kemang RT 001 RW 010 Sukatani, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat yang terbakar pada Rabu (24/11/2021) sore.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Welman Naipospos mengatakan, sumber air sulit ditemukan di sekitar lokasi kebakaran.

"Lokasi (kebakaran) jauh dari sumber air sehingga mobil pemadam harus tiga kali balik ambil air di kali," ujar Welman saat dikonfirmasi, Rabu (24/11/2021) malam.

Welman menyebutkan, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok mengerahkan lima unit mobil pompa untuk memadamkan api.

Pengerahan terdiri dari dua unit mobil dari Pos Tapos masing-masing berkapasitas 4.000 liter, dua unit mobil dari pos Cimanggis masing-masing berkapasitas 4.000 meter, dan satu unit mobil berkapasitas 4.000 liter dari Pos Merdeka.

"Lokasi kalinya agak jauh dari lokasi kebakaran. Informasinya sekitar satu kilometer dari lokasi kebakaran," kata Welman.

Sebelumnya, lapak penjualan kusen kayu di Sukatani tersebut terbakar sekitar pukul 17.15 WIB.

Dalam dokumentasi yang diterima Kompas.com, api terlihat berkobar besar. Asap juga membumbung tinggi.

Warga terlihat berkumpul di sekitar lokasi kebakaran. Mereka menonton musibah kebakaran yang melanda tempat penampungan kusen kayu tersebut.

Welman mengatakan, kebakaran diduga berawal dari korsleting listrik.

Api saat ini sudah bisa ditangani oleh pemadam kebakaran. Proses pemadaman memasuki tahap pendinginan.

Tak ada korban jiwa akibat kebakaran tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/24/20014051/sulit-dapat-air-untuk-padamkan-kebakaran-lapak-kayu-damkar-depok-tiga

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke