JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Titi Suherti (48) menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pemuda pada Sabtu (1/1/2022), sekitar pukul 03.00 WIB.
Sekelompok pemuda itu mendatangi rumah Titi di wilayah RW 003 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur.
Saat pengeroyokan terjadi, Titi sedang di rumah bersama empat anak dan seorang menantu perempuannya.
Berdasarkan penuturan Titi, pelaku berjumlah sekitar 20 orang.
"Rumah saya didobrak, pintu ditendang sampai rusak. Mereka langsung menyerang keluarga saya," kata Titi saat ditemui wartawan di Mapolsek Makasar, Selasa (4/1/2022) malam.
Titi mengaku dipukul menggunakan gagang sapu hingga mengalami memar di bagian tangan, paha, dan jari. Ia juga diseret sekitar dua meter oleh pelaku. Ia bahkan diancam dibunuh.
"Anak-anak saya dipukulin, ditendang, diinjek, dan diseret sama pelaku. Termasuk (anak) yang perempuan. Katanya kalau belum ada yang mati mereka nggak berhenti," ujar Titi.
Beruntung, anak perempuan Titi yang paling kecil, IN (10), berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di kamar mandi.
"Anak saya paling kecil nggak luka. Dia ngumpet di kamar mandi, terus keluar diselamatkan tetangga. Dia ketakutan pas kejadian, sampai sekarang masih takut," kata Titi.
Anak Titi, Marwan, yang juga menjadi korban pengeroyokan menuturkan, para pelaku baru berhenti sekitar pukul 04.00 WIB.
"Saya sendiri sempat diseret sekitar lima meter, ditendang, dipukulin juga. Waktu kejadian mereka memang nggak bawa senjata, tapi karena jumlah mereka banyak, saya nggak bisa melawan," kata Marwan.
Perampokan
Selain melakukan pengeroyokan, sekelompok pemuda itu juga merampok barang-barang yang ada di rumah Titi.
Perampokan terjadi sekitar jam 07.00 WIB saat Titi dan keluarga berusaha mencari pertolongan dan menyelamatkan diri.
"Setelah selesai kejadian (pengeroyokan), saya sama anak-anak langsung pergi dari rumah. Tapi pas saya pergi, sekitar pukul 07.00 WIB, pelaku datang lagi," kata Titi.
Saat itu lah para pelaku menggasak satu unit sepeda motor, satu unit televisi 24 inch, empat gitar, dan celengan berisi uang sekitar Rp 3 juta.
Pintu rumah memang tidak dikunci karena sebelumnya sudah dirusak pelaku.
Titi tidak sempat memikirkan nasib harta bendanya karena sudah babak belur dipukuli pelaku.
"Saya menyelamatkan diri karena takut dipukul lagi. Saya sama anak semua langsung ngungsi ke rumah anak di Cipinang Lontar (Kecamatan Jatinegara). Habis itu ke Bogor," ujar Titi.
Ia dan keluarga memilih pindah dari rumah anaknya di kawasan Cipinang Lontar ke Bogor lantaran takut para pelaku bisa beraksi lagi. Pelaku diketahui merupakan warga sekitar.
Ketakutan Titi memuncak karena para pelaku sempat mengancam tidak akan berhenti melakukan penganiayaan hingga satu anggota keluarga Titi tewas.
Hal ini membuat Titi mengalami trauma berat.
"Makanya saya baru berani bikin laporan ke Polsek Makasar hari Senin (3/1/2022) malam kemarin. Karena masih trauma, saya menenangkan diri dulu sebelum lapor ke polisi," tutur Titi.
Polisi telah mengantongi identitas kelompok pemuda yang mengeroyok keluarga Titi.
"Sembilan orang sudah diketahui identitasnya," ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Makasar Iptu Mochammad Zen, Rabu ini.
Sementara identitas pelaku lainnya masih dalam pencarian. Sebab, ada sekitar 20 orang yang menyerang satu keluarga itu.
"Ini masih proses penyelidikan terus," ucap Zen.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/05/17061371/kronologi-pengeroyokan-dan-perampokan-1-keluarga-di-cipinang-melayu