Salin Artikel

Harga Daging Sapi Naik, Banyak Pedagang di Pasar Kramatjati Tutup Lapak

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahalnya harga daging sapi yang mencapai Rp 130 ribu per kilogram membuat mayoritas pedagang di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, berhenti berjualan sementara.

Andri (41), satu pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati mengatakan, banyak pedagang terpaksa berhenti berjualan sementara karena tidak memiliki modal berdagang akibat sepinya pembeli.

"Banyak los kosong ini karena enggak sanggup karena enggak ada modal. Pembeli juga sepi, jadi enggak sanggup menanggung rugi," kata Andri di Pasar Kramat Jati, Kamis (24/2/2022), seperti dilansir Tribun Jakarta. 

Los daging sapi di Pasar Kramat Jati pada Kamis sore itu terpantau sepi karena mayoritas pedagang tidak berjualan. Hanya segelintir pedagang yang masih tetap membuka lapak.

Pisau daging dan kayu alas potong yang digunakan pedagang daging sapi dibiarkan tergeletak begitu saja di kios tanpa ada pemiliknya. Sementara jumlah pembeli terpantau hanya sedikit.

Andri mengatakan, semenjak harga daging merangkak naik, jumlah pembeli merosot drastis hingga 70 persen. Hanya warga dengan ekonomi mampu dan pedagang makanan besar tetap membeli daging dengan harga saat ini.

"Kita sudah keluar modal besar untuk dagang, tapi enggak ada yang beli. Bagaimana enggak mau rugi. Makannya mulai Senin depan kita mogok, mogok dagang lima hari," ujarnya.

Yudi (57), pedagang lainnya menuturkan, saat ini sebanyak 75 persen pedagang daging sapi di Pasar Kramat Jati terpaksa tidak berdagang karena tidak memiliki modal berjualan.

Dia mencontohkan kios pedagang daging sapi di samping lapaknya yang sudah beberapa hari tidak berjualan. 

"Jadi jumlah yang dagang sekarang hanya 25 persen dari total pedagang daging sapi di los Pasar Kramat Jati ini. Sepi, bisa dilihat sendiri. Pembeli enggak ada, bagaimana enggak susah kita," tutur Yudi.

Mogok Massal 

Pedagang daging di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pun bakal mengikuti langkah produsen tahu tempe untuk mogok berjualan.

Diketahui, produsen tahu dan tempe menggelar aksi mogok berjualan pada tanggal 21-23 Februari 2022 menyusul naiknya harga kedelai.

Kini penjual daging juga akan mogok berjualan mulai 28 Februari-4 Maret 2022 menyusul naiknya harga daging.

Ketua Umum Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi menerangkan, aksi tersebut dilakukan lantaran harga daging sapi terus naik.

"Kita akan mogok 5 hari ke depan dari 28 Februari 2022 - 4 Maret 2022. Itu rencana teman-teman pemotong dan pedagang," ujar Asnawi, dilansir dari Tribun Jakarta, Rabu (23/2/2022).

Asnawi mengungkapkan, kenaikan harga sudah dimulai sejak 2021. Kenaikan itu salah satunya karena pasokan sapi dari negara tetangga antara lain Australia sedang terganggu.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Mogok Belum Mulai, Pedagang Daging Sapi di Pasar Kramat Jati Sudah Berhenti Jualan, Apa Penyebabnya?"

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/02/25/11444321/harga-daging-sapi-naik-banyak-pedagang-di-pasar-kramatjati-tutup-lapak

Terkini Lainnya

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke