JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memberi penjelasan soal penyebab terjadi angin kencang di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi pada Sabtu 5 Maret 2022.
Angin kencang yang menyebabkan sejumlah kerusakan hingga memakan korban itu berasal dari embusan awan Cumulonimbus (Cb).
"Angin kencang yang terjadi hari sabtu 5 Maret lalu disebabkan oleh adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb), dimana didalam awan Cb ini terdapat angin yang bergerak turun dengan kecepatan tinggi (downdraft)," kata Kepala Bidang informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/3/2022).
Hal itu diketahui dari pantauan citra radar dan citra satelit BMKG. Awan Cumolonimbus sejajar dan membentuk pola garis lurus yang membentang dari utara-selatan dan bergerak memasuki daerah Banten, Jabodetabek, hingga Jawa Barat.
Akibatnya terjadi hujan deras disertai petir dan angin kencang. Kecepatan angin mencapai 25 knot.
"Kondisi hujan lebat dengan durasi pendek yang disertai angin kencang (puting beliung) merupakan kondisi yang lazim terjadi di Indonesia, terutama pada periode akhir musim hujan hingga periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau," kata Fachri.
Angin kencang yang terjadi pada Sabtu lalu mengakibatkan kerusakan seperti pohon tumbang dan baliho roboh di beberapa lokasi.
Bahkan di Kota Bekasi, seorang pengemudi ojek online (ojol) meninggal dunia karena tertimpa rambu penunjuk jalan (RPJ) yang roboh diterpa angin kencang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/07/10233191/sebabkan-kerusakan-hingga-korban-tewas-ini-penyebab-angin-kencang-di