Salin Artikel

Hujan Es Terjadi di Tangsel, BMKG: Disebabkan Awan Kumulonimbus

Sejumlah warga memberi kesaksian melihat butiran es sebesar kerikil yang ikut turun bersama hujan tersebut.

Menanggapi peristiwa itu, Prakirawan BMKG wilayah II Ciputat Hilma Nurul mengatakan, hujan es yang terjadi disebabkan oleh awan kumulonimbus.

"Kejadian hujan es yang terjadi di kecamatan Pamulang dan kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan disebabkan oleh sekumpulan awan Kumulonimbus," ujar Hilma kepada wartawan, Senin (14/3/2022).

Ia menuturkan, kumpulan awan terjadi akibat adanya daerah konvergensi di wilayah Banten yang didukung dengan kondisi udara yang cukup basah dari lapisan bawah hingga lapisan atas.

Berdasarkan citra satelit cuaca, terlihat adanya sekumpulan awan konvektif pada saat kejadian hujan es, yang terindikasi sebagai awan kumulonimbus dengan suhu puncak awan mencapai -800 Celcius di wilayah Kota Tangerang Selatan.

"Awan kumulonimbus terpantau berada di area lokasi kejadian mulai jam 15.20 WIB," jelasnya.

Sedangkan, berdasarkan citra radar cuaca, mulai pukul 15.30 WIB terpantau terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kota Tangerang Selatan.

"Kemudian pada jam 15.49 WIB hujan dengan intensitas lebat terjadi hampir merata di wilayah Kota Tangerang Selatan, termasuk di Kecamatan Pamulang dan Kecamatan Setu," ungkap Hilma.

"Pada jam 16.05 WIB intensitas hujan mulai menurun dan hujan terus terjadi di wilayah Kota Tangerang Selatan hingga jam 16.30 WIB," lanjutnya.

Dikonfirmasi terpisah, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan, Yanuar Henry Pribadi mengatakan hujan es bisa terjadi selama musim peralihan.

"Akan sesekali terjadi selama musim peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau di bulan Maret ini," ujar Yanuar saat dihubungi.

Ia menjelaskan, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat akan sering terjadi di musim peralihan akibat dari awan kumulonimbus, begitu juga dengan hujan es.

"Potensi awan kumulonimbus apabila ketinggian dasar awannya cukup dekat dengan tanah, maka bisa menyebabkan suhu lingkungan mendukung terjadinya hujan es," jelasnya.

Ia menuturkan, saat awan dekat dengan tanah, suhu di bawah awan tersebut mendekati dengan suhu dasar awan.

"Sehingga hujan yang jatuh dari awan yang berbentuk es tersebut jatuh ke permukaan masih dalam bentuk-bentuk es kecil karena proses presipitasinya demikian," tutur Yanuar.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/03/14/22243111/hujan-es-terjadi-di-tangsel-bmkg-disebabkan-awan-kumulonimbus

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke