JAKARTA, KOMPAS.com - Kepemimpinan M Taufik di Partai Gerindra DKI Jakarta terus digembosi.
Perlahan tapi pasti, M Taufik yang sudah 12 tahun memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta itu kehilangan kekuasaannya.
Kedatangan Ahmad Riza Patria di DKI disebut sebagai biang kerok.
Pria yang akrab disapa Ariza itu ditarik dari DPR RI untuk mengisi jabatan Wakil Gubernur DKI pada 15 April 2020. Ia mengisi pos yang ditinggalkan Sandiaga Uno.
Baru 6 bulan menjabat Wakil Gubernur, Ariza sudah menggeser posisi M Taufik di Gerindra DKI.
Ariza didapuk menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta pada 18 Oktober 2020. Mekanisme pemilihannya bukan dilakukan secara musyawarah, melainkan penunjukan langsung oleh Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto.
Tak jelas alasan Prabowo mencopot M Taufik saat itu. Ariza hanya menyatakan bahwa pergantian itu hanyalah bentuk regenerasi.
“Karena sudah lama, DPP dalam hal ini Pak Prabowo merasa perlu ada regenerasi, jadi saya yang ditunjuk (jadi Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta),” kata Ariza di Balai Kota, Oktober 2020.
Ariza saat itu pun memuji sosok M Taufik sebagai tokoh berprestasi yang membesarkan Partai Gerindra di wilayah Ibu Kota.
“Banyak prestasi yang dibuat oleh Pak Taufik, yaitu memenangkan dua kali Pilkada (tahun 2012 dan 2017), kemudian meningkatkan perolehan kursi di DPRD,” kata Ariza.
Kursi Gerindra di DPRD DKI memang terus merangkak naik sejak dipimpin M Taufik pada 2008 lalu. Bahkan, Gerindra selalu berada di posisi kedua dalam perolehan suara untuk DPRD DKI Jakarta pada Pileg 2014 dan 2019.
Meski dicopot dari Ketua DPD Gerindra DKI, M Taufik pun tetap diberi jabatan sebagai Ketua Dewan Penasihat.
Dicopot dari Wakil Ketua DPRD
Baru-baru ini internal di Partai Gerindra DKI kembali memanas. M Taufik dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Surat pencopotan itu diteken Ahmad Riza Patria dan sudah dikirimkan kepada Ketua DPRD DKI.
"Sudah disampaikan, (surat) pergantian ya sudah, bulan Maret 2022 surat diberikan kepada Ketua DPRD)," ujar Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (1/4/2022).
Ketua Fraksi Gerindra DKI Jakarta Rani Mauliani ditunjuk untuk menggantikan posisi Taufik. Lagi-lagi Ariza enggan menyebut alasan dicopotnya M Taufik dari kursi pimpinan DPRD.
Ia hanya mengatakan, pergantian "personel" tersebut merupakan hal yang lumrah dilakukan sebuah partai.
Tidak ada alasan khusus terkait pencopotan Taufik, kecuali untuk memberikan kesempatan bagi anggota lainnya untuk menjadi Wakil Ketua DPRD DKI.
"Seperti partai-partai lain, itu suatu hal biasa saja, memberikan kesempatan yang lain," ucap Riza.
Meski Taufik sudah dicopot sebagai Wakil Ketua DPRD DKI, Riza memastikan bahwa politisi senior itu tetap bersama Partai Gerindra.
"Pak Taufik tetap ya (di) partai Gerindra di DPD membantu saya, saya Ketua DPD, Pak Taufik sebagai Ketua Penasihat," ucap dia.
M Taufik Buka Kemungkinan Pindah Partai
M Taufik mengaku tidak mempermasalahkan pencopotannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI. Ia hanya pasrah saat Ariza memberitahukan kabar pencopotan itu. \
"Ariza bilang saya mau diganti, saya bilang enggak apa-apa ganti saja itu hak partai," kata Taufik.
"Enggak ada masalah menurut saya. Kita kan kapan jabatan datang, kapan dicopot, sebelum kita lahir udah ada catatannya," sambungnya.
Meski tak akan melawan keputusan partainya, Taufik juga membuka kemungkinan untuk pindah ke partai lain dalam waktu dekat. Menurut dia, kemungkinan untuk berpindah partai tidak tertutup karena politik bersifat dinamis.
"Sampai saat ini sih belum ya (ada niat pindah partai). Belum tahu, nanti waktunya. Kan saya masih di Gerindra. Kita lihat bulan depanlah," sambung Taufik.
Taufik sendiri sampai saat ini belum tahu pasti alasannya dicopot. Ia pun menyayangkan jika pencopotannya itu diakibatkan doanya agar Gubernur DKI Anies Baswedan menjadi Presiden.
Doa tersebut sempat dilontarkan saat menghadiri acara pelantikan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Jaya pada 6 Februari 2022.
"Masa doa saja enggak boleh," kata Taufik.
Dua Faksi
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai internal Partai Gerindra DKI menjadi terbelah setelah datangnya Ariza.
"Semenjak Ariza jadi wakil gubernur, persaingan internal keduanya cukup intens. Sehingga di Gerindra DKI ada dua kubu, M Taufik dan Ariza," kata Ujang kepada Kompas.com, Senin (4/4/2022).
Pada akhirnya, Ariza pun berhasil mengambil hati Prabowo Subianto dan memenangi pertarungan.
"Itulah yang membuat M Taufik merasa disingkirkan, merasa tidak aman dan nyaman. Harusnya Prabowo bijaksana melakukan pergantian lewat musyawarah. Ini membuat M Taufik tidak nyaman," katanya.
Ujang menilai, kepergian Taufik ini justru akan merugikan Gerindra yang punya ambisi besar memenang Pemilu 2024. Pasalnya, Taufik mempunyai basis massa besar di Ibu Kota dan kinerjanya sangat baik sewaktu membesut Gerindra DKI.
"Sedikit banyak atau besar dan kecil, Gerindra akan rugi karena Taufik merupakan tokoh di Gerindra, dan punya massa banyak di Jakarta," tuturnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/04/12134391/kekuasaan-m-taufik-di-gerindra-dki-yang-pelan-pelan-digembosi
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan