Tarsih sangat terpukul atas musibah yang menimpanya.
Tarsih bercerita, saat itu ia sedang berbuka puasa. Ia kemudian mendengar keponakannya berteriak, mengabarkan bahwa terjadi kebakaran.
"Tahunya ponakan teriak, 'Encing kebakaran,' kami pada keluar. Enggak tahu dari mana asalnya, tahunya api sudah nyala saja," kata Tarsih saat ditemui di lokasi pengungsian, Sabtu (9/4/2022).
Mendengar ada kebakaran, Tarsih panik. Ia seketika mencari anaknya. Tarsih dan sang anak kemudian membopong ibunya yang sudah setengah sadar karena menghirup asap.
Mereka membopong ibu Tarsih di tengah kepulan asap. Saat itu, Tarsih hanya memikirkan untuk menyelamatkan keluarganya. Ia tak peduli rumah dan seisinya ludes terbakar.
"Enggak ingat harta, ingatnya keluarga. Pas kebakaran, pada keluar, ke pinggir jalan, pada duduk pinggir jalan, terus saudara pada datang bantuin," ujar Tarsih.
"Pokoknya pada selamat semua, enggak ada yang kena. Biarin rumah habis, mau gimana lagi," lanjutnya.
"Kayak kebakar tinggi dari lantai dua dulu, apinya nyala besar. Pada teriak siram air, pada panik semua, pada ke depan lari," ucap Tarsih.
Saat ditanya soal perasaannya, tangis Tarsih pun pecah. Ia tak sanggup berkata-kata.
Adapun kebakaran di Jalan Warung Gantung, Kampung Kojan, terjadi pada Jumat sekitar pukul 18.45 WIB.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta Barat Sjukri Bahanan mengatakan, api yang melalap permukiman padat penduduk tersebut menghanguskan total area mencapai 1.500 meter persegi.
"Obyek kebakaran yaitu 10 rumah tinggal dan 50 pintu kontrakan," ungkap Sjukri.
Puluhan rumah yang terbakar itu dihuni oleh 60 kepala keluarga (KK) atau sekitar 200 jiwa.
Sjukri memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa itu. Namun, kerugian material yang diakibatkan ditaksir mencapai hingga Rp 1,5 miliar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/04/09/17292141/tangis-tarsih-korban-kebakaran-kampung-kojan-kalideres-bopong-ibu-yang