Salin Artikel

Kisah Kelam Pekerja Migran, Kehilangan Tiga Rekan Saat Berlayar ke Malaysia

TANGERANG, KOMPAS.com - "Saya beruntung masih selamat, saya tidak bisa berenang. Beruntung saya masih hidup," kata Rita Sugiarti, seorang pekerja migran Indonesia (PMI).

Perempuan 36 tahun ini menceritakan pengalaman pahitnya ketika berangkat dari Batam, Riau, menuju Malaysia. Masih lekat di ingatan Rita ketika kapal yang ia tumpangi terbalik dan tiga rekannya tenggelam.

Ketika itu, 7 November 2021, sebanyak 78 pekerja migran non-prosedural, termasuk Rita, berangkat ke Malaysia menggunakan kapal tongkang. Ketika dalam perjalanan, 8 November 2021, kapal yang ia tumpangi tenggelam.

Tiga rekan Rita yang semuanya perempuan menjadi korban.

"Kita tahu hilang tiga karena dibariskan berjajar (setibanya di Malaysia). Saya ingat, (yang hilang) perempuan semua," kata Rita saat ditemui di shelter Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Kota Tangerang, Rabu (4/5/2022).

Orangtua tunggal itu sempat berhenti bercerita dan menitikkan air mata. Ia tak sanggup meneruskan cerita soal teman-temannya yang hilang.

Lantas, Rita menuturkan kisahnya selama menjadi pekerja migran non-prosedural. Kapal yang sempat terbalik itu masih bisa digunakan para pekerja migran untuk melanjutkan perjalanan.

Pada 8 November 2021, ia tiba di sebuah hutan di Johor, Malaysia. Oleh agensi PMI ilegal, Rita dan rekan-rekannya disuruh jalan sembari berjongkok selama delapan jam.

Dia menggambarkan, hutan yang dilewatinya penuh tumbuhan berduri dan kelapa sawit. Rita juga diwajibkan mengenakan baju hitam dan tak boleh berdiri agar tidak tertangkap oleh kepolisian.

"Jadi kita bajunya harus baju hitam, disuruh jongkok-jongkok. Enggak boleh berdiri, nanti ditangkap polisi, bisa dipukul," papar dia.

"Jalannya berdiri pun muka saya juga bisa kena duri-duri, kan banyak durinya," sambungnya.

Rita melanjutkan, setelah delapan jam, ia masih berada di tengah hutan. Para PMI dan agensinya itu melepaskan lelah.

Tak lama, ia merenungkan soal ketiga temannya yang hilang di laut. Rita juga bersyukur saat itu karena dirinya masih bertahan hidup.

Kemudian, ia dijemput dengan mobil dan diantarkan ke sebuah penampungan. Setelah berada di penampungan, Rita dibawa ke rumah majikan, tempat ia bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Kini, Rita telah kembali ke Tanah Air. Untuk sementara ia dan 19 pekerja migran lainnya tinggal di shelter BP2MI sebelum dipulangkan ke kampung halaman.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, pekerja migran yang dipulangkan itu merupakan PMI non-prosedural atau ilegal karena berangkat tanpa melalui jalur resmi.

Menurut dia, hal itu sangat berbahaya lantaran pemerintah akan kesulitan untuk memberikan pendampingan ketika pekerja terlibat masalah. Sebab, data PMI non-prosedural tidak tercatat oleh BP2MI.

"Sangat berisiko ya karena tidak resmi. Maka negara sulit melakukan perlindungan karena mereka tidak tercatat," ungkapnya.

"Kecuali mereka melapor ke perwakilan kita, konsulat jenderal ataupun KBRI (kedutaan besar Republik Indonesia) baru kita melakukan perlindungan," sambung dia.

Benny mengungkapkan, setidaknya ada beberapa PMI non-prosedural itu yang sempat menerima kekerasan fisik. Tak hanya itu saja, sebagian pekerja juga tak menerima upah.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/05/04/16581231/kisah-kelam-pekerja-migran-kehilangan-tiga-rekan-saat-berlayar-ke

Terkini Lainnya

JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jalingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jalingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Megapolitan
Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Megapolitan
Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke