Salin Artikel

Pukulan Sapu Lidi Seorang Calon Dokter Gigi yang Berbalas Timah Panas dari Pencuri Motor

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini lima tahun lalu, tepatnya pada 12 Juni 2017, seorang calon dokter gigi yakni Italia Chandra Kirana, mengalami nasib nahas.

Ia tewas setelah ditembak oleh pencuri yang hendak menggasak motornya di rumahnya di Karawaci, Kota Tangerang, Banten.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 13 Juni 2017, Kakak Italia Chandra yakni Yugo Slavia Kirana menceritakan kronologi kejadian nahas tersebut.

"Awalnya Ibu dengar ada suara berisik di pagar, dikira kucing, tetapi kok enggak ada suara 'meong'-nya," kata Yugo.

Saat Sugiarti hendak mengecek bunyi di depan rumahnya, seketika satu dari dua pelaku langsung menodongkan senjata api tepat di depan muka Sugiarti. Pelaku itu bahkan sempat mengancam Sugiarti.

"Posisi adik saya ada di ruang tengah lagi tiduran sambil nonton. Pas ibu buka pintu, ditodong pistol, diancam, katanya kalau teriak dia bakalan nembak. Posisi ibu cuma terhalang kasa pintu sama si pelaku," tutur Yugo.

Sugiarti kemudian spontan membanting pintu kayu dari dalam dan berteriak rampok serta meminta tolong. Namun, saat itu kondisi di sekitar rumah sedang sepi dan tetangga masih belum mendengar permintaan tolong Sugiarti.

Tidak lama setelah itu, Ita keluar dari pintu samping rumah lalu memukul dua pelaku hingga keluar rumah.

Aksi Ita sempat membuat para pelaku terdesak hingga keluar dari rumah tersebut. Namun, ketika para pelaku hendak kabur menggunakan sepeda motor, Ita membawa sapu lidi dan kembali menghampiri serta memukul para pelaku.

Di saat itu juga salah seorang pelaku menembak Italia Chandra dari jarak dekat. Perempuan itu pun tewas setelah ditembak.

Sementara itu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 12 Juni 2017, salah satu saksi mata penembakan terhadap Italia Chandra yakni Stefanus (25), mengaku salut dengan keberanian Italia Chandra.

Meski hanya melihat sekilas, Stefanus menilai Kirana punya keberanian menghampiri dua pelaku dan menyerangnya untuk mempertahankan sepeda motor yang hampir saja dicuri.

"Cuma dia yang berani, rampoknya dipukul pakai sapu lidi, padahal itu (pelaku curanmor) sudah pada mau kabur," kata Stefanus.

Motor untuk kuliah

Adapun motor yang hendak dicuri adalah milik Italia Chandra yang biasa digunakan untuk pergi kuliah. Diketahui, Italia Chandra baru saja lulus kuliah dari fakultas kedokteran gigi.

Gadis yang akrab disapa Ita itu saat ini sebenarnya tengah menjalani kerja praktik sebagai koas dokter gigi.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 13 Juni 2017, Diandra, teman kuliah Italia Chandra, menceritakan sepeda motor yang dipertahankan Ita dari dua perampok adalah sepeda motor yang sering digunakan untuk kuliah dan bekerja.

"(Sepeda) motor yang mau dicuri itu yang dipakai Talia (sapaan Ita) bolak-balik Tangerang-Jakarta pas kuliah sama kerja sebagai koas (dokter gigi muda)," kata Diandra.

Polisi tembak salah satu pelaku hingga tewas

Polisi pun segera bergerak menangkap dua orang pelaku. Mulanya, polisi menangkap Saiful, eksekutor penembakan terhadap Italia. Namun Saiful tewas ditembak polisi saat ditangkap di Lampung Selatan pada Minggu (9/7/2017) siang. 

Pengejaran terhadap Saiful berlangsung sekitar sebulan. Selama beberapa pekan terakhir, tim dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sudah membuntutinya. Tim melakukan penangkapan saat berada di Jalan Panjang, Lampung Selatan.

Selang dua hari berikutnya, rekan penembak Italia Chandra menyerahkan diri ke polisi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kala itu yakni Kombes Rudi Harianto Adi Nugroho mengatakan, pelaku menyerahkan diri lantaran takut akan ditindak tegas oleh polisi jika masih melarikan diri.

"Pelaku takut lantaran statement kami di media yang akan menindak tegas pelaku jika tidak segera menyerahkan diri," ujar Rudi kepada Kompas.com, Selasa (11/7/2017).

Berdasarkan data yang dihimpun, pelaku yang menyerahkan diri adalah MAN. MAN adalah pelaku yang mengendarai motor ketika upaya perampokan itu terekam kamera CCTV.

Sementar itu, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 11 Juli 2017, Sugiharti, Ibunda Italia Chandra pun meminta pelaku yang terlibat dalam kasus penembakan anaknya dihukum seberat-beratnya. Sugiharti menilai perbuatan pelaku sangat keji.

"Mudah-mudahan dihukum seberat-beratnya. Karena nyawa anak saya ini tidak tergantikan lagi. Saya nangis-nangis terus tiap malam," ujar Sugiharti.

Sugiharti tidak menyangka ditinggalkan anaknya secepat ini. Padahal, Italia baru saja lulus dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.

"Anak saya itu harapan saya, tiap malam saya mikirin dia, ternyata sudah tidak ada lagi," tutur Sugiharti.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/12/14204701/pukulan-sapu-lidi-seorang-calon-dokter-gigi-yang-berbalas-timah-panas

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke