JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) optimistis penerapan tarif terintegrasi akan sangat baik untuk menarik minat masyarakat beralih ke angkutan umum.
"Karena dengan Rp10.000 saja, masyarakat sudah bisa menikmati layanan Transjakarta, LRT, dan MRT, asalkan dalam rentang waktu tiga jam," tutur Ketua DTKJ Haris Muhammadun kepada Kompas.com, Jumat (12/8/2022).
Menurut Haris, durasi tiga jam untuk menikmati tarif integrasi ini sudah cukup ideal. Selain itu, DTKJ berharap penetapan tarif integrasi dapat menurunkan presentase belanja
transportasi masyarakat.
Dengan tarif integrasi ini, warga cukup membayar satu kali saat menumpang dua atau lebih moda transportasi yang mencakup Transjakarta, MRT dan LRT.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan, kata Haris, rata-rata perjalanan orang Jakarta atau bahkan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dari rumah ke tempat kerja tidak lebih dari tiga jam.
"Jadi batas waktu tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan orang dalam perjalanan kerja setiap hari," tutur Haris.
Selain itu, tarif terintegrasi angkutan umum ini juga menerapkan tiket berbasis akun atau account base ticketing. Dengan demikian, Haris berpandangan subsidi angkutan umum di DKI Jakarta akan tepat sasaran.
"Misalnya akan mendapatkan perlakuan khusus bagi senior citizen, disabilitas atau kelompok masyarakat lain yang akan diberikan fasilitas oleh Pemerintah DKI Jakarta," tutur Haris.
Tarif integrasi ini resmi berlaku setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 733 Tahun 2022 tentang Besaran Tarif Angkutan Umum Massal.
Dalam Kepgub tersebut diputuskan bahwa plafon tertinggi yang ditarik dari penumpang dalam tarif integrasi yakni Rp10.000.
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/08/13/06000001/tarif-integrasi-dinilai-efektif-dorong-masyarakat-naik-transportasi-umum