Salin Artikel

Disebut Jadi Sumber Titik Kemacetan, Unpam: Kami Mohon Maaf

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pihak Universitas Pamulang (Unpam) menyampaikan permohonan maaf usai disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang sempat menimbulkan kemacetan di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).

"Jika sempat menimbulkan kemacetan, kami mohon maaf. Dan kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan masyarakat dan pemerintah kota terutama dishub yang turut serta berperan dalam membantu mengurai kemacetan," ujar Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Unpam Ubaid Al Faruq, Selasa (13/9/2022).

Menurut dia, pihaknya akan terus berupaya menyelenggarakan pendidikan yang memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Ubaid mengakui bahwa pada Kamis (1/9/2022), saat dilaksanakannya Program Pengenalan Studi dan Almamater (Propesa) oleh 8.000 mahasiswa baru, sempat terjadi kemacetan.

Namun, pada Sabtu (3/9/2022), kegiatan yang diikuti 11.000 mahasiswa baru itu diklaim tidak timbulkan macet.

"Menurut kami ini salah satu bentuk euforia mahasiswa yang selama ini belajar pada saat pandemi Covid-19 ( hanya daring), yang saat ini sudah mulai tatap muka," jelas dia.

Pihak Unpam, kata Ubaid, sangat terbuka untuk menerima masukan ataupun usulan dari berbagai pihak.

Saat ini, Unpam masih mengkaji alternatif solusi terbaik dari usulan yang disampaikan Pemkot.

Kendati demikian, usulan perubahan jadwal masuk kuliah dari Pemkot sudah mulai diterapkan oleh kampus yang berada di Jalan Siliwangi Pamulang dan Jalan Raya Puspitek Serpong tersebut.

"Sebagai informasi, sudah ada kurang lebih 10 persen perkuliahan yang terjadwal pagi jam pertama telah distribusikan ke jadwal yang lebih siang atau hari lain," pungkas dia.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengusulkan jadwal kuliah di kampus Universitas Pamulang (Unpam) diubah, guna mengurangi kemacetan di Jalan Raya Puspitek dan Jalan Raya Siliwangi.

Usulan itu disampaikan Pemkot Tangsel dalam rapat koordinasi yang digelar pekan lalu.

Rapat dilakukan sebagai upaya mencari solusi atas kemacetan parah yang terjadi pekan lalu akibat aktivitas mahasiswa baru Unpam.

"Antara lain usulnya bahwa jam belajarnya itu digeser, jangan jam 07.00, (tetapi) menjadi jam 08.00 dan seterusnya," ujar Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Selasa.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/09/13/21331811/disebut-jadi-sumber-titik-kemacetan-unpam-kami-mohon-maaf

Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke