Di tengah kedukaan tersebut, tampak adik Adnan, Usen, menghampiri keranda sang kakak, kemudian menangis terisak di dekatnya.
Melihat hal tersebut, sang ayah, Acep Efendi, segera menghampiri Usen lalu memeluk putra keduanya itu dengan erat.
Acep juga terlihat menyampaikan sesuatu kepada Usen yang ada dalam pelukannya.
Tangis para pelayat yang menghadiri prosesi pemakaman Adnan pun pecah seketika.
Harsono, paman korban, menceritakan bahwa ia tengah bekerja di lokasi yang tak jauh dari MTsN 19 Jakarta saat insiden maut itu terjadi.
Ketika mendengar kabar keponakannya menjadi korban, ia lantas berlari untuk menemukan Adnan.
Sayangnya, situasi jalanan yang kala itu dipadati kendaraan dan ditambah hujan deras, membuat ia sedikit terlambat sampai di lokasi.
"Saat saya sampai lokasi, tim SAR sudah ramai dan air juga sudah tinggi, sampai dada orang dewasa di lantai satu sekolah," kata Harsono.
Tak lama kemudian, Harsono mendapatkan kabar bahwa Adnan telah meninggal dunia.
"Mendengar kabar kehilangan ini tentunya menjadi duka yang sangat dalam untuk keluarga kami," ucap Harsono.
Diberitakan sebelumnya, tembok MTsN 19 Jakarta di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh pada saat hujan deras melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota, Kamis (6/10/2022) sore.
Tembok yang menjadi pembatas antara area sekolah dengan permukiman warga itu roboh akibat banjir yang menggenangi kawasan tersebut.
Tembok yang terdorong arus banjir menimpa sejumlah anak yang sedang bermain hujan di baliknya. Tiga siswa menjadi korban tewas, yakni Dicka Safa Ghifari (13), Muh Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13).
Sementara itu, tiga siswa mengalami luka-luka, yakni Adisya Daffa Alluti (13), Nabila Ika Fatimah (15), dan Nirjirah Desnauli (14).
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/07/15371411/tangis-adik-adnan-korban-tembok-roboh-mtsn-19-tak-rela-lepas-kepergian