Salin Artikel

Tolak Relokasi Makam Syekh Buyut Jenggot, Massa Akan Menginap 5 Hari di Halaman Puspemkot Tangerang

Ada tiga buah tenda yang dipasang di sana. Satu tenda besar berwarna biru, dikelilingi kain putih bertulisan keluh kesah mereka.

“Tolak relokasi Makam Syekh Buyut Jenggot,” demikian tulisan di kain putih tersebut.

Di kain putih lainnya mereka menyindir pemerintah daerah yang seolah tidak pernah peduli terhadap perkara ini.

“Pemerintah tuli,” tulis massa aksi dengan huruf kapital.

Dua tenda lainnya merupakan tenda yang biasa digunakan untuk berkemah atau camping. Kedua tenda itu ada di bagian depan dekat pintu masuk area Puspemkot Tangerang.

Ketiga buah tenda lengkap dengan alasnya ini akan dijadikan tempat massa aksi untuk menginap selama lima hari ke depan.

Mereka juga menaruh 1.000 lebih bendara kecil berwarna kuning di sepanjang pagar dan tanah Puspemkot Tangerang.

Massa juga membuat puluhan replika pocong ditaruh sembarangan di jalanan depan pintu masuk gedung.

“Aksi ini tidak hanya hari ini, kami melakukan aksi dari Senin sampai Jumat (31 Oktober-4 November) dengan agenda tahlil akbar dan kami juga akan buka ruang aspirasi,” kata Syaiful Basri selaku koordinator aksi saat dijumpai di lokasi, Senin.

Pria yang akrab disapa Marsel itu menjelaskan, aksi yang akan dilaksanakan selama lima hari ini akan diikuti warga tidak hanya dari Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.

Masyarakat dari berbagai instansi yang juga menolak relokasi Makam Syekh Buyut Jenggot juga akan mengikuti aksi tersebut.

Makam Syekh Buyut Jenggot atau Syekh Tubagus Rajasuta bin Ki Ageng Tirtayasa dikabarkan terancam tergusur untuk kepentingan pembangunan proyek perumahan sebuah perusahaan swasta.

“Massa aksi kami dari (warga) sekitar makam yaitu berkisar ratusan dan bahkan nanti kami akan datang bergelombang dari pegiat-pegiat sosial yang dari luar karena mereka pun mendukung,” jelas Marsel.

Menurut Marsel, mereka akan melakukan demo sampai Pemerintah Kota Tangerang keluar menemui mereka, berdiskusi, dan membuat pernyataan sikap sesuai tuntutan massa aksi.

“Kami akan terus (aksi) sampai pemerintah mengeluarkan pernyataan sikap tak akan merelokasi makam,” tegas dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/31/17275591/tolak-relokasi-makam-syekh-buyut-jenggot-massa-akan-menginap-5-hari-di

Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke