Salin Artikel

Nestapa Korban Gusuran JIS, Tidur Beratap Terpal demi Tagih Janji Manis Menghuni Kampung Susun Bayam...

Padahal, Kampung Susun Bayam telah diresmikan pada Oktober lalu oleh Anies Baswedan, gubernur DKI Jakarta saat itu. Adapun Anies meresmikan rusunawa tersebut beberapa hari menjelang purnatugas sebagai gubernur.

Akibatnya, warga korban gusuran proyek Jakarta International Stadium (JIS) itu menuntut kejelasan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang menjanjikan mereka bisa menempati hunian pada 20 November 2022.

Puluhan warga melakukan unjuk rasa di depan gerbang masuk Kampung Susun Bayam pada Senin (21/11/2022).

Sembari membawa poster berisi protes, warga berkumpul di depan gerbang Kampung Susun Bayam.

"Kami warga Kampung Susun Bayam meminta hak untuk segera menempati hunian Kampung Susun Bayam karena kami selama ini hanya menerima janji-janji manis," demikian tulisan dalam salah satu poster yang dibawa warga.

Warga tagih janji Jakpro

Salah satu warga bernama Ribka (53) mengatakan, mereka dijanjikan sudah bisa menempati Kampung Susun Bayam pada 20 November 2022. Namun nyatanya, belum ada kejelasan hingga hari ini.

"Janji-janjinya mana? Kami udah tanda tangan di atas meterai, SK udah, katanya tanggal 20 November kemarin udah ada, sekarang tinggal terima kunci, mana janjinya? Enggak ada," ujar Ribka saat ditemui Kompas.com di depan gerbang Kampung Susun Bayam, Senin.

Warga, lanjut dia, hingga kini tidak mengetahui alasan belum bisa menempati unit Kampung Susun Bayam.

PT Jakpro pun kembali mengundurkan jadwal warga menempati hunian hingga 2023.

"Mau sampai kapan kami ngontrak? Kemarin saya kena gusuran, gerobak saya hilang. Kami nungguin janji-janji mereka aja, yang menjanjikan Jakpro," tutur Ribka.

Ketua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Bayam (PWKB) Asep Suwenda berujar, Jakpro berjanji memberikan kunci unit hunian pada 20 November dalam rapat di kantor kelurahan beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, kunci tersebut belum juga dikantongi oleh 123 kepala keluarga (KK) yang akan menempati hunian Kampung Susun Bayam.

"Kami tunggu sampai hari ini enggak ada realisasi, sementara warga mempertanyakan. Mereka juga terbebani dengan harus mengontrak," ujar Asep.

Asep mengaku tak mengetahui alasan warga belum bisa pindah ke Kampung Susun Bayam.

Oleh sebab itu, warga sepakat untuk melakukan unjuk rasa di depan gerbang Kampung Susun Bayam yang berlokasi di sebelah JIS.

"Kami sudah tiga tahun menunggu, prosesnya itu lama. Sementara sampai hari ini kabar dari Jakpro belum ada," ucap Asep.

Penjelasan Jakpro

PT Jakpro kemudian buka suara soal warga belum bisa menghuni Kampung Susun Bayam.

Community Development Specialist PT Jakpro Hifdzi Mujtahid menjelaskan, masih ada proses yang perlu dilalui untuk bisa memindahkan warga ke sana.

Jakpro harus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan urusan administrasi, termasuk mengenai tarif sewa yang akan dibebankan kepada penghuni.

"Proses masuknya warga ke Rusun Bayam itu terdapat beberapa faktor yang harus dilalui," ungkap Hifdzi, kemarin.

"Di proses administrasi tentunya, baik di internal Jakpro, maupun kepada pemangku kepentingan dalam hal ini Pemprov," lanjut dia.

Hifdzi berkata, konsep tarif sewa Kampung Susun Bayam yang akan dibebankan kepada warga berbeda dengan rumah susun lain yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

Perbedaan itu terdapat pada spesifikasi bangunan Kampung Susun Bayam.

"Kalau di Kampung Susun Bayam itu buatan BUMD, dalam hal ini Jakpro dan ini pertama kali. Kalau Disperum itu sudah ada role model-nya, Duri, Kunir, Marunda, dan sebagainya, jadi sudah template," jelas Hifdzi.

Hifdzi juga menekankan, Jakpro masih menimbang sejumlah hal untuk memindahkan warga.

Kampung Susun Bayam, kata Hifdzi, tidak termasuk daftar kampung prioritas dalam peraturan gubernur (pergub) yang ditetapkan Anies Baswedan.

Dalam Pergub Nomor 878 Tahun 2018 disebutkan terdapat 21 kampung prioritas. Namun, jumlah itu berkurang menjadi 20 karena satu kampung terkena imbas pembangunan jalan.

"Kampung Susun Bayam itu tidak termasuk dalam pergub itu sehingga perlu ada penyesuaian-penyesuaian yang lainnya yang bisa memasukkan warga Kampung Susun Bayam ya, sebagaimana peraturan perundang-undangan, terutama yang ada dalam peraturan di Pemprov dan Jakpro, itu perlu dipahami," ungkap Hifdzi.

Hifdzi melanjutkan, warga kemungkinan besar dapat menempati hunian tersebut pada Maret 2023.

Mereka berkata akan tetap bertahan dan menginap di sana untuk mendapatkan kunci unit rusun masing-masing.

"Kami tetap tidur di sini sampai kami masuk ke dalam rusun. Karena kami udah dijanji-janjiin terus dari tanggal 20 November (2022), sekarang diundur-undur terus," kata Ribka.

Para warga pun terus berkoordinasi satu sama lain agar segera mendapatkan kunci unit.

Pantauan Kompas.com, warga juga membangun tenda seadanya dengan atap terpal di depan gerbang Kampung Susun Bayam. Beberapa dari mereka bahkan membawa anak-anaknya.

Ribka menyampaikan bahwa ia terpaksa melakukan hal itu lantaran ingin segera menempati rusun yang diresmikan Anies Baswedan pada Oktober lalu.

"Harapannya ya secepatnyalah bisa menempati rusun ini, bayar gitu kan enggak apa-apa tapi udah tenang," ucap Ribka.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/22/08382551/nestapa-korban-gusuran-jis-tidur-beratap-terpal-demi-tagih-janji-manis

Terkini Lainnya

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke