Salin Artikel

Ketika Bau Busuk Membawa Warga pada Jasad Dua Lansia Kakak Adik di Taman Sari

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, tidak menyangka bahwa aroma busuk yang tercium sejak Jumat (18/11/2022) membawa mereka pada jasad dua lansia malang.

Bau busuk itu awalnya dikeluhkan warga kepada Dedi, Ketua RT 12 RW 07 Kelurahan Tangki.

"Warga nemuin saya. Katanya ada bau selama tiga hari ini. Akhirnya kami tengokinlah rumah itu. Ternyata di dalamnya ada dua orang meninggal," kata Dedi saat dihubungi, Selasa (22/11/2022).

Di rumah itu, ia mendapati pintu rumah tidak terkunci meski tertutup rapat.

Ia pun membuka pintu itu hanya untuk disambut bau busuk yang semakin menyerbak.

Dedi melihat sesosok jenazah terduduk di depan pintu kamar.

"Posisinya kayak duduk atau jongkok gitu," kata Dedi.

Setelah itu, ia pun langsung menghubungi keluarga korban, yakni adik bungsu dari kedua jasad itu.

Tak berselang lama, polisi pun tiba dan menemukan sesosok jenazah lainnya di rumah itu.

Dua jenazah itu adalah kakak adik lansia yang memang hanya tinggal berdua di rumah tersebut.

Kanit Reskrim Polsek Taman Sari, AKP Roland Manurung mengatakan, saat ditemukan, kondisi jasad sang kakak sudah membusuk, sedangkan jasad adiknya LSM masih bisa dikenali.

"Jenazah kakaknya sudah membusuk, sedangkan adiknya masih biasa," kata Roland saat dihubungi, Selasa.

Hidup berdua

Kedua jasad merupakan penghuni rumah tersebut. Di usia senja, kedua kakak adik itu hanya tinggal berdua.

Sang adik diketahui berinisial LSM (71), ia berprofesi sebagai pemulung.

Sedangkan sang kakak, diketahui memiliki kondisi gangguan jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Meski kakak adik lansia itu hanya tinggal berdua, Dedi menyebutkan, adik bungsu keduanya sering datang menemui kakaknya.

"Adiknya sering datang ke rumah itu, hampir tiap hari. Dia kerja di Glodok, tapi tinggal di Tangerang sama keluarganya," kata Dedi.

Namun, sepekan terakhir, adik korban jarang datang lantaran tengah bersiap melakukan operasi katarak.

Dedi mengatakan, LSM terakhir terlihat pekan lalu saat berbelanja makanan di warung depan rumahnya.

"Sebelum ditemukan meninggal, dia terlihat beli makanan sama warga saya yang kebetulan jualan di depan rumahnya. Sekitar hari Rabu atau Kamis lalu," kata Dedi saat dihubungi, Rabu.

Selain mendapat bantuan finansial dari sang adik, kedua lansia itu juga rutin menerima bantuan dari rumah ibadah di sekitar rumahnya.

"Dia itu biasa cari makan sendiri, keliling (memulung). Dia pun mendapat bantuan dari rumah ibadah, itu rutin setiap bulan dapat sembako. Seperti dari wihara atau gereja," kata Dedi.

Diduga sakit

Roland menuturkan jasad keduanya telah diotopsi di RS Polri Kramat Jati. Berdasarkan hasil otopsi, kedua jasad diduga kuat meninggal karena sakit.

"Korban diduga kuat meninggal dunia karena sakit. Dugaannya yang meninggal duluan kakaknya," ungkap Roland.

Sebab, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh dua jenazah itu.

"Hasil otopsi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ungkap Roland.

Kendati demikian, polisi masih akan menyelidiki kemungkinan lain terkait penyebab pasti kematian dua kakak adik itu, termasuk kemungkinan temuan pidana di dalamnya.

"Kami masih terus melakukan penyelidikan hal ini," ungkap Roland.

Adapun kedua jasad telah diambil pihak keluarga dan dimakamkan di TPU Tegal Alur pada Kamis pagi.


https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/24/05461701/ketika-bau-busuk-membawa-warga-pada-jasad-dua-lansia-kakak-adik-di-taman

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke