Salin Artikel

Jadi Pasukan Oranye Tak Semudah Kelihatannya, Ada Ancaman Tertabrak hingga Dijambret

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jakarta mana tidak mengetahui pasukan oranye.

Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) berseragam oranye itu selalu terlihat di setiap sudut Ibu Kota.

Sebelum matahari terbit, pasukan oranye sudah memastikan jalan raya bersih dari sampah sehingga membuat warga ibu kota nyaman dalam beraktivitas.

Robbi Firli Adi (28), anggota PPSU Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku biasa bertugas tidak hanya membersihkan jalan umum tetapi juga membantu warga di permukiman.

Jika sedang bertugas membersihkan jalanan di shift paling pagi, harinya dimulai selepas subuh.

"Saya ini tim mobile 1 PPSU Kedoya Utara. Tugas saya membackup kalau ada yang libur. Kalau kebagian penyapuan subuh, dari subuh kami sudah di lapangan, langsung nyapu, cabutin rumput, bersihkan selokan," kata Firli.

Firli mengaku harus berangkat sepagi mungkin jika ingin membersihkan jalan raya dengan nyaman.

Pasalnya, ia akan kesulitan jika bertugas di antara kemacetan kendaraan yang saling berebut jalan menuju tempat kerja masing-masing.

"Kalau macet itu, susah bersih-bersihnya, soalnya jalanannya penuh," kaya Firli.

Di sisi lain, jika bekerja saat hari masih gelap, Firli juga harus lebih berhati-hati.

Sebab, jalanan masih sepi dan petugas bisa menjadi korban kejahatan kriminal.

"Kalau subuh itu pasukan bisa aja dijambret, ditodong," ungkap Firli.

Selain dijambret, petugas juga rawan menjadi korban tabrakan pengendara yang melintas.

"Ketabrak tuh sering kejadian. Saya sendiri juga hampir ketabrak belum lama ini. Itu pas subuh, mungkin dia (pengendara) ngantuk atau buru-buru karena mau kerja," kenang dia.

Kendati pekerjaannya cukup berisiko, Firli mengaku sangat menikmatinya.

"Kalau kerja tulus itu senang aja. Sama teman-teman juga sambil ketawa-ketawa. Dibawa senang. Akan lebih sennag lagi kalau warga juga ikut menjaga kebersihan, enggak buang sampah sembarangan. Kan yang senang warga juga," ujar Firli.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/12/02/12521981/jadi-pasukan-oranye-tak-semudah-kelihatannya-ada-ancaman-tertabrak-hingga

Terkini Lainnya

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke