DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok tengah mencari keberadaan ibu kandung dari R, balita perempuan tiga tahun yang sempat disandera oleh ayahnya sendiri, YW (42).
Ibu kandung R itu diketahui sudah bercerai dengan YW, sehingga tidak ada di rumah saat penyanderaan terjadi pada Selasa (10/1/2023) lalu.
Hingga kini pun, keberadaan ibu kandung R belum diketahui.
Oleh karena itu, Pemkot Depok melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok tengah mencari keberadaan Ibu Kandung R itu.
Kepala DP3AP2KB Kota Depok Nessi Annisa Handari mengungkapkan, untuk sementara ini, korban diasuh oleh keluarga dari ayah kandungnya, YW.
"(Pengasuhan) kepada keluarganya, sementara kan ibunya belum ketemu, makanya kami lagi mencoba mencarikan ibunya," kata Nessi saat dikonfirmasi, Kamis (12/1/2023).
Nessi mengungkapkan, alasan korban tak diasuh di rumah aman yang dikelola Pemerintah Kota Depok karena masih ada sosok keluarga yang dapat mengasuhnya.
Akan tetapi, kata Nessi, alangkah baiknya korban diasuh oleh ibu kandungnya sendiri.
"Karena anak paling baik itu sebenarnya diasuh oleh ibunya, jadi bukan ke panti asuhan. Kami cari keluarganya yang bisa memberikan pengamanan yang lebih baik," kata dia.
Sebelumnya, DP3AP2KB Kota Depok juga telah memberikan pendampingan psikologis terhadap R.
Nessi mengatakan, pendampingan itu diberikan untuk memulihkan rasa trauma R agar tak berkepanjangan.
"Kami akan melakukan pendampingan psikologis terhadap anak ini sehingga mudah-mudahan kejadian itu tidak menimbulkan trauma yang berkepanjangan," kata Nessi.
Selain itu, tim DP3AP2KB akan menggali informasi mengenai kekerasan yang dialami korban sebelum adanya peristiwa penyanderaan.
"Mudah-mudahan tidak pernah menerima kekerasan sebelumnya dari orangtua sendiri," kata Nessi.
Sejauh ini, Nessi mengaku belum bisa menjelaskan secara rinci kondisi korban. Sebab, R langsung diasuh oleh keluarga dari ayah kandungnya.
"Kondisi saat ini, belum bisa gambarkan secara detail ya, karena kita langsung amankan ke rumah keluraganya," kata Nessi.
YW menyandera anak kandungnya R di rumahnya di kawasan Sukamaju, Cilodong, Depok, sejak Selasa (10/1/2023) malam hingga Rabu (11/1/2023) dini hari.
Ketua RW setempat bernama Sukartono mengatakan, aksi penyekapan itu bermula ketika YW berbuat onar di lingkungan permukimannya.
YW dilaporkan mengacung-acungkan senapan angin sehingga meresahkan warga setempat.
Warga kemudian berupaya meringkusnya. Namun, YW melarikan diri ke dalam rumahnya.
Untuk menghindari amukan massa, YW menjadikan anak perempuannya sendiri sebagai sandera.
"Pas pelaku mau disergap, dia langsung lari ke kamar, lalu anaknya disandera," ujar Sukartono di lokasi kejadian.
Bahkan, YW mengambil sebilah sangkur kemudian menodongkannya ke kepala sang anak yang dibekapnya dari belakang.
Ia mengancam akan membunuh anak kandungnya sendiri bila warga masih terus mengejar.
YW akhirnya berhasil diamankan kepolisian dan sang anak selamat. Berdasarkan penyelidikan sementara, YW diduga mengalami gangguan jiwa.
Bahkan, ia pernah dirawat di rumah sakit jiwa berdasarkan penuturan keluarga.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/12/16151721/balita-di-depok-disandera-ayahnya-sendiri-di-mana-ibu-kandungnya