Hal itu diungkapkan oleh Nur Aisyah (35), tetangga yang rumahnya berjarak satu rumah dengan rumah kontrakan korban.
"Saya enggak tahu mereka di sini siapa saja. Naik kendaraan apa juga enggak tahu. Tahu-tahu mereka sudah (pindah) di sini," ujar Nur di lokasi, Senin (16/1/2023).
Sejauh ingatannya, Nur Aisyah bahkan tak pernah melihat ada perabot atau kendaraan yang digunakan oleh para penghuni kontrakan.
Nur juga mengatakan, lima orang yang ada di rumah tersebut hanya sebatas pergi ke warung dan tak dikenal akrab oleh tetangga.
"Kalau berpapasan sih, namanya juga tetangga, mereka paling jajan di warung belakang, beli galon. Paling nyapanya juga cuma gitu, enggak pernah tahu namanya," kata Nur.
Senada dengan Nur, tetangga korban sekaligus saksi bernama Ami (60) juga mengatakan hal yang sama.
Ami juga menyebutkan bahwa selama tinggal di sana, dia tidak pernah mengetahui nama para penghuni yang tinggal di rumah tersebut.
"Lima orang itu saya enggak tahu namanya, si A, si B, enggak tahu. (Mereka) cuma sebatas belanja saja ke sini (warung)," sebut Ami.
Sebagai informasi, sebanyak lima orang dalam satu rumah kontrakan itu ditemukan tergeletak lemas, empat di antaranya ditemukan dengan mulut berbusa.
Lima orang tersebut bernama Ai Maimunah (40) dan NR (5) (perempuan); serta Ridwan Abdul Muiz (23), Muhammad Riswandi (17), dan Muhammad Dede Solehudin (34) (laki-laki).
Tiga dari lima korban meninggal dunia, yakni Ai Maimunah, Ridwan Abdul Muiz, dan Muhammad Riswandi. Ketiganya punya pertalian sedarah sebagai ibu dan dua anak kandung.
Ridwan dan Riswandi merupakan anak Ai Maimunah dari mantan suaminya yang bernama Didin.
Adapun kondisi dua korban lainnya, yakni NR dan Muhammad Dede Solehudin, kini telah membaik meski masih harus dirawat di rumah sakit.
NR merupakan anak ketiga dari Ai Maimunah yang lahir dari pernikahan keduanya dengan pria berinisial WMN.
Sementara itu, Muhammad Dede Solehudin merupakan adik ipar Ai Maimunah dari suaminya, WMN. Dede menjadi orang pertama yang tinggal di kontrakan tersebut.
Terkait terkaparnya satu keluarga tersebut, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki enggan berspekulasi apakah kelimanya keracunan atau sengaja diracun.
Hengki menekankan, kesimpulan akhir dari penyebab lima orang itu ditemukan terkapar hingga berujung tiga orang tewas masih menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium forensik.
"Intinya kami masih melakukan penyelidikan. Apakah ini merupakan tindak pidana atau bukan tindak pidana," ujar Hengki dikutip dari Kompas.id.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/16/19502441/keluarga-yang-diduga-keracunan-tak-bawa-barang-berharga-saat-pindah-ke