Salin Artikel

Cerita Tiko Masih Bekerja sebagai Makelar Mobil Bekas di Tengah Kisah Hidupnya yang Viral...

JAKARTA, KOMPAS.com - Pulung Mustika Abima (23) atau Tiko diketahui telah merawat ibunya, Eny Sukaesi (58), selama bertahun-tahun di rumah mewah terbengkalai.

Adapun Eny diduga mengidap depresi selama bertahun-tahun usai ditinggalkan ayah Tiko, Herman Mudji Susanto.

Guna menghidupi ibunya, Tiko ditawari pekerjaan oleh pengurus RT setempat sebagai keamanan.

Namun, ketika mengobrol dengan Kompas.com, Tiko mengungkapkan bahwa ia pernah dan masih bekerja sebagai makelar mobil bekas.

Berdasarkan pemaparannya, ini bermula dari kondisi ibunya yang mulai memburuk.

"Sejak mama kondisinya (memburuk), aku enggak tahu pasti tahun berapa," ungkap dia di Masjid Nurul Amal, Kompleks PLN, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin (16/1/2023).

Pada awalnya, Tiko iseng menjadi perantara penjualan ponsel bekas.

Seiring waktu, teman-temannya meminta Tiko untuk membantu menjualkan berbagai macam barang.

"Jadi ya sudah, (makelarin ponsel) dapet komisi Rp 50.000-Rp 100.000. Terus ada tetangga minta jualin mobil, aku coba," imbuh dia.

Ketika pertama kali mencoba menjadi makelar mobil bekas, Tiko sama sekali tidak mengetahui apa pun tentang otomotif.

Ia hanya mengetahui bahwa tugasnya adalah saling mempertemukan penjual dan pembeli.

"Jualnya di media sosial Facebook, platform jual beli, segala macem. Awalnya dari HP langsung ke motor dan mobil. Apa aja sih (dimakelarin) yang bisa menghasilkan komisi," tutur Tiko.

Perjalanan Tiko menjadi makelar mobil berawal dari tetangga yang hendak menjual kendaraan roda empat itu.

Ketika mendengar hal tersebut, Tiko yang sudah paham dan terbiasa menjadi makelar ponsel bekas, tertarik untuk mencoba menjadi makelar mobil bekas.

Akhirnya, usai mobil bekas milik tetangganya dipromosikan di Facebook, ada yang berminat untuk membelinya.

"Akhirnya ada yang minat dan janjian untuk ketemu, ya sudah aku lepas dan mereka cek-cek mobil. Aku kan enggak tahu apa-apa dulu," jelas Tiko.

Karena Tiko belum terlalu paham perihal mobil, ia hanya bertugas mempertemukan penjual dan pembeli.

Walhasil, komisi yang diperoleh tidak terlalu banyak.

"Dari situ aku kembangin aja. Lebih kurang ini sudah berjalan sampai sekarang masih lanjut. Di tengah viral kemarin masih ada yang minta (dijualin) tapi enggak sempat untuk dampingin jual belinya," tutur Tiko.

Saat ini, ia masih bergelut dalam bidang itu. Namun, ia mengungkapkan memiliki rencana untuk membuka usaha.

Adapun usaha akan dilakukan melalui uang yang telah ditabung sejak kehidupannya menjadi viral.

Namun, Tiko belum terpikirkan jenis usaha seperti apa yang akan dijalankan.

Pastinya, imbuhnya, usaha tersebut harus bisa dilakukan sembari Tiko merawat ibunya.

Kemungkinan besar, Tiko akan membuka usaha di bidang otomotif.

"Tapi enggak menutup kemungkinan aku usaha yang lain. Bidang otomotifnya juga belum tentu (makelar mobil bekas), bisa jadi yang lain," pungkas dia.

Kehidupan Eny dan Tiko yang tinggal di rumah mewah tanpa listrik dan air selama puluhan tahun belakangan menjadi sorotan sejumlah pihak.

Pemerintah daerah akhirnya turun tangan membantu dua penghuni rumah terbengkalai itu. Eny yang diduga depresi dievakuasi untuk mendapatkan penanganan medis.

Rumah Eny dan Tiko pun saat ini sudah kembali dipasangi listrik dan pompa air.

Belakangan, diketahui bahwa ayah Tiko sudah meninggal sejak 2015 lalu. Hal itu diketahui dari keterangan keluarga Herman.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/01/17/06242301/cerita-tiko-masih-bekerja-sebagai-makelar-mobil-bekas-di-tengah-kisah

Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke