Sebelumnya, K (4) tidak mengikuti field trip atau jalan-jalan sambil belajar karena dilarang guru-guru di sekolah karena telat datang.
"Ya tentunya dalam perspektif anak ya, pendisplinan penting sebagai proses untuk mendidik anak, tetapi harus fleksibel," ujar Arist kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).
Arist mengatakan, sebuah kegiatan acara di luar sekolah (ekstra) harus mengedepankan waktu yang fleksibel.
Sebab, ada banyak faktor yang menjadi penyebab anak-anak terlambat datang, salah satunya fakto eksternal.
"Kan itu ada banyak faktor kan, harus fleksibel, mendisiplinkan anak itu enggak dengan cara yang membuat anak sakit hati," kata Arist.
Diketahui, K datang terlambat karena faktor cuaca. Pada hari H keberangkatan, hujan deras terjadi dan beberapa titik banjir.
Meski sudah berangkat awal, K tetap tiba lima menit melebihi ketentuan waktu.
"Tidak bisa itu dipersalahkan karena cuaca, hambatan, tabrakan, itu kan mungkin bisa saja terjadi, jadi harus fleksibel di waktu," ujar Arist.
Arist menyampaikan, harus ada tenggang waktu dalam setiap menyelenggarakan kegiatan.
"Fleksibilitasnya harus ada, ada perhitungan kalau nanti insiden dan lain sebagainya," imbuh dia.
Arist sangat menyayangkan sikap pihak sekolah yang tidak mengizinkan K mengikuti field trip.
Terlebih, keberangkatan field trip juga ditunda setengah jam, di mana seharusnya K masih bisa mengikuti acara itu.
"Harus fleksibel dengan aturan keras, ternyata kan berangkatnya juga terlambat loh, jadi gimana, harus ada perspektif anaknya," kata Arist.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/06/12472911/soal-bocah-dilarang-ikut-field-trip-komnas-pa-disiplinkan-anak-bukan