Salin Artikel

Fakta Baru Kasus Dua Wanita Dicor di Bekasi, Pelaku Bunuh Diri Saat Rumahnya Digerebek

BEKASI, KOMPAS.com - Kepingan fakta soal kasus kematian H (48) dan Y (47), dua wanita yang dibunuh dan dicor di Kavling Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, kini mulai terkuak.


Perkembangan kasus ini terus menuju titik terang, mulai dari motif pembunuhan, detil waktu kematian korban, hingga saat pelaku memutuskan bunuh diri.

Berikut adalah deretan fakta terbaru dari kasus kematian dua wanita yang dicor tersebut.

Motif pembunuhan

Kepala Seksi Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari menyatakan, sejauh ini P selaku pemilik rumah diduga kuat menjadi pelaku tunggal pembunuhan itu.

P disebut pembunuhan karena motif utang.

Utang itu berupa keuntungan dari bisnis jual beli besi yang belum dibayarkan terduga pelaku P kepada korban Y.

Erna menyebut, P memang berkecimpung dalam bisnis jual-beli besi. P bahkan disebut juga bekerja di tempat penjualan besi.

"Kurang lebih Rp 100 juta (jumlahnya). Dijanjikan keuntungan, investasi bisnis besi, jadi kayak kirim besi gitu," jelas Erna saat kepada wartawan di Mapolres Bekasi Kota, Rabu (8/3/2023).

H ikut dibunuh meski tak kenal pelaku

Polisi menyebut bahwa korban berinisial H, berada di waktu dan tempat yang tidak tepat.

H yang ikut dibunuh dan dicor, sama sekali tidak mengenal terduga pelaku P.

Fakta itu ditemukan dari hasil penyelidikan digital forensik yang dilakukan petugas.

"H itu ikut di situ, tapi tidak kenal dengan si terduga pelaku P. Dia (korban berinisial H) itu di tempat yang tidak tepat," kata Erna.

Dari ponsel korban Y, ditemukan pesan bahwa Y ditemani oleh H pergi ke rumah P saat keduanya selesai pergi mengaji.

Polisi juga tidak menemukan adanya komunikasi yang terjalin antara H dan P.

Sementara untuk korban Y dan P, keduanya memang saling berkomunikasi melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp.

Detil waktu pembunuhan

Selanjutnya, Erna juga menjelaskan soal detil kematian dua korban dan terduga pelaku P. Titik awal pembunuhan itu adalah pada Minggu (26/2/2023), ketika tiga orang datang ke lokasi pembunuhan.

Tiga orang tersebut diketahui adalah terduga pelaku P, serta korban H dan Y.

Kepastian waktu itu bahkan dibeberkan berdasarkan rekaman kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi.

"Kalau bicara timeline, itu (Minggu) 17.10 WIB, tiga orang datang ke rumah P," jelas Erna.

Sekitar 30 menit setelah ketiganya datang atau tepatnya pukul 17.37 WIB, H keluar sendirian dari rumah kontrakan P dan pergi ke warung untuk membeli kopi.

"Dugaannya, waktu H beli kopi itu, korban Y dieksekusi," katanya.

Korban H terlihat kembali ke rumah terduga pelaku P pada pukul 17.41 WIB.

Setelah itu, korban H diduga menjadi orang selanjutnya yang dieksekusi.

P minta maaf ke keluarga

"Selanjutnya, di jam 19.00 WIB itu, P diketahui minta maaf ke keluarganya atau ke keponakannya P. Dia ngomong (keluarganya) minta dijagain. Itu kayak perpisahan," tutur Erna.

Sejak Minggu malam hingga Senin (27/2/2023), diketahui tak ada aktivitas yang terlihat di rumah P.

Selanjutnya, aktivitas kembali terlihat pada Senin pagi atau tepatnya pada pukul 08.42 WIB. Saat itu, tampak jelas ada satu unit mobil pengangkut material bahan bangunan datang ke rumah P.

P diduga mengubur dua korbannya seusai mobil material itu datang.

"Jadi, kegiatan mengubur itu di pagi harinya (setelah pelaku beli batu split)," ujar Erna.

Setelah bahan material datang dan korban dikubur, P kembali terekam membuang dua pasang sandal korban dan potongan celana salah satu korban.

Pelaku bunuh diri saat digerebek

Senin petangnya atau sekitar pukul 16.00 - 18.00 WIB, suami korban yang curiga datang ke rumah P bersama polisi dan tetangga sekitar.

Namun, tidak ada yang berani masuk. Polisi menduga P sudah mengetahui kedatangan warga. Di situasi terdesak, terduga pelaku itu bunuh diri.

"Di posisi ini, P sudah mengubur (mengecor H dan Y), mau keluar dia bingung karena ramai, mau bertahan juga bingung. Jadi, posisi itu sudah ada cor-coran yang sudah dia lakukan pada pagi harinya," jelas Erna.

Sekitar jam 20.00 WIB, pintu kontrakan P didobrak oleh warga. Di sana, warga menemukan P tergeletak bersimbah darah.

P dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Kota Bekasi.

Terduga pelaku dilarikan ke RSUD Kota Bekasi setelah sempat mendapat penanganan di RS Seto Hasbadi, Bekasi Utara.

Potensi tersangka tunggal dan SP3

Erna mengungkapkan, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ini.

Sebab, pihaknya masih menunggu hasil komprehensif dari pemeriksaan laboratorium forensik (labfor).

Sejauh ini, pelaku memang mengarah kuat ke P dan belum ada potensi soal pelaku lain yang terlibat.

Meski kasus ini terus berjalan, namun status P saat ini masih terduga pelaku. Hal ini karena yang bersangkutan sudah meninggal dunia.

Apabila nantinya tidak ada orang lain yang terlibat dan P dinyatakan sebagai tersangka tunggal, maka kasus ini akan ditutup.

"Status P masih diduga pelaku, kalau pun toh nanti tersangka, dia P meninggal dunia. (Sedangkan) di KUHAP itu, (dengan) meninggalnya tersangka, pasti diterbitkan Surat Perintah Penghentian Penyedikan (SP3)," tutup Erna.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/03/09/08323141/fakta-baru-kasus-dua-wanita-dicor-di-bekasi-pelaku-bunuh-diri-saat

Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke