Ia berada di ruang sidang bersama Fatia Maulidiyanti untuk menghadiri sidang perdana atas kasus pencemaran nama baik Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Beberapa menit setelah persidangan berlangsung, Hakim menanyakan soal nama dan tempat kelahiran Haris.
Pertanyaan awal dijawab dengan serius oleh Haris, sebelum ia mulai berguyon pada pertanyaan selanjutnya.
"Lahir di mana?" tanya Hakim, berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi.
"Rumah sakit," jawab Haris.
Pernyataan itu lantas membuat para hadirin di ruang sidang tertawa terbahak-bahak. Ada pula yang tertawa sambil bertepuk tangan.
Akibatnya, Hakim sedikit meninggikan suara dan meminta Haris untuk menjawab dengan serius.
Mereka menegaskan bahwa persidangan bukanlah sesuatu untuk dibercandakan.
"Saya tanyakan saudara lahir di mana. Tempat lahirnya di mana saudara?" tegas Hakim.
Haris pun menjawab bahwa mereka hanya menanyakan dirinya lahir di mana.
"Menurut ibu dan bapak saya, saya lahir di rumah sakit," terang Haris.
Jawaban ini kembali mengundang tawa para hadirin yang berada di ruang sidang.
Hakim kembali menjelaskan maksud pertanyaannya, dengan mencontohkan apakah Haris di kota-kota tertentu seperti Jakarta, Surabaya, atau Semarang.
Lantaran Haris selalu menjawab pertanyaan dan penjelasan Hakim secara harfiah, mereka tampak mulai kesal.
"Sudah, sudah. Cukup! Cukup, cukup! Cukup!" tegas Hakim.
Akhirnya, Haris menjawab kota kelahirannya dan menjawan pertanyaan lainnya secara serius.
Sebagai informasi, Polda Metro Jaya telah menetapkan Haris dan Fatia sebagai tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik Luhut sejak 19 Maret 2022.
Keduanya kemudian dipanggil untuk menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai tersangka pada 1 November 2022, nyaris tujuh bulan sejak pemeriksaan perdana mereka sebagai tersangka.
Setelah berkas perkara lengkap, Polda Metro Jaya melimpahkan kasus tersebut ke kejaksaan sehingga kini Haris dan Fatia akan diadili.
Adapun perkara ini berawal dari percakapan antara Haris dan Fatia dalam video berjudul "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-OPS Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN Juga Ada!! NgeHAMtam" yang diunggah di kanal YouTube Haris Azhar.
Dalam video tersebut, keduanya menyebut Luhut "bermain" dalam bisnis tambang di Intan Jaya Papua.
Dalam laporan YLBHI dkk, ada empat perusahaan di Intan Jaya yang diduga terlibat dalam bisnis tersebut, yakni PT Freeport Indonesia (IU Pertambangan), PT Madinah Qurrata’Ain (IU Pertambangan), PT Nusapati Satria (IU Penambangan), dan PT Kotabara Miratama (IU Pertambangan).
Dua dari empat perusahaan itu, yakni PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Madinah Qurrata’Ain (PTMQ), adalah konsesi tambang emas yang teridentifikasi terhubung dengan militer atau polisi, termasuk Luhut.
Setidaknya, ada tiga nama aparat yang terhubung dengan PT MQ. Mereka adalah purnawirawan polisi Rudiard Tampubolon, purnawirawan TNI Paulus Prananto, dan Luhut.
Luhut sempat membantah tudingan itu dan melayangkan somasi kepada Haris dan Fatia agar mereka meminta maaf. Namun, permintaan itu tidak dipenuhi sehingga Luhut memutuskan melaporkan Haris dan Fatia ke polisi pada 22 September 2021.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/04/03/12491861/beri-jawaban-nyeleneh-haris-azhar-kena-tegur-hakim-dalam-sidang