Salin Artikel

Kualitas Udara Jakarta Tak Sehat, Greenpeace Minta Pemerintah Beri Peringatan

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Kampanye Iklim dan Energi dari Greenpeace, Bondan Andriyanu meminta pemerintah secara resmi mengingatkan warga soal bahaya kualitas udara di Jakarta. 

Sebab, sudah beberapa waktu belakangan ini, kualitas udara Jakarta masuk ketegori tidak sehat. 

Berdasarkan situs IQAir, kualitas udara Jakarta, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 125 pada Jumat (19/6/2023) pukul 11.09 WIB pagi ini, atau masuk kategori tak sehat bagi kelompok sensitif.

Ada resiko-resiko gangguan kesehatan yang mengintai kelompok sensitif antara lain anak-anak, balita, ibu hamil dan lansia terkait kualitas udara yang belakangan sedang buruk.

"Ketika (kualitas udara) sedang pun, sudah tidak bagus untuk mereka. Artinya, sedang itu bukan sehat. Kelompok sensitif itu perlu diberi peringatan juga ketika sedang," ujar Bondan kepada Kompas.com, Senin (19/6/2023).

Dirinya pun mengatakan, ketika angka udara di Jakarta tidak sehat, sudah seharusnya ada peringatan dari pemerintah untuk masyarakat, agar mereka bisa punya kesempatan melindungi diri dari paparan polusi udara.

Ini yang dinilai juru kampanye Greenpeace tersebut bisa jadi catatan untuk pemerintah.

"Jadi seharusnya, dengan level sedang itu, bukan berarti baik-baik saja," jelas dia.

Melansir situs IQAir, indeks kualitas udara di Jakarta yang awalnya 105 di pukul 08.00 WIB menjadi 125 di pukul 11.09 WIB.

Sementara untuk polutan utamanya yakni PM 2,5 dan nilai konsentrasi 45.4 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).

"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 9.1 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian keterangan dari situs IQAir.

Angka kualitas udara di Jakarta itu didapat dari 23 kontributor, termasuk dari AirNow, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan juga PurpleAir.

Catatan ini membuat Jakarta berada di peringkat 4 kota besar dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Adapun peringkat pertama diisi oleh Beijing, China yang memiliki indeks kualitas udara 158. Sementara di posisi kedua, ada Kota Karachi di Pakistan dengan indeks kualitas udara 149.

Saran tersebut antara lain, menggunakan memakai masker apabila sedang di luar, menyalakan penyaring udara (air purifier), menutup jendela untuk menghindari udara kotor, dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.

Adapun saat ini Kota Jakarta memiliki suhu 32 derajat celcius dengan kondisi cuaca berkabut. Nilai kelembapan udara berada pada angka 80 persen dan hembusan angin 5,5 km/h. Sementara untuk tekanan berada di angka 1.008 mbar (millibar).

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/19/12373231/kualitas-udara-jakarta-tak-sehat-greenpeace-minta-pemerintah-beri

Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke