Setelah berjuang keras untuk lulus Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) UI, Sabrina dan Syifa kembali berjuang agar bisa mengurangi biaya UKT.
Keduanya sama-sama tak menyangka UKT yang didapat jauh lebih mahal dari yang mereka perkirakan.
Sabrina mengatakan, dirinya sudah mempersiapkan dana untuk membayar UKT usai diterima di jurusan Sastra Prancis, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI pada Maret lalu.
Namun, ia terkejut dan bingung lantaran UKT yang didapatnya cukup jauh dari perkiraan dana yang telah dipersiapkan.
"Dapat nominal UKT Rp 15 juta, nominal UKT-ku cukup jauh dari perkiraan dana yang sudah aku sisipkan," ujar Sabrina saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/6/2023).
Tak berbeda dengan Sabrina, Rachel juga kaget dikenai biaya UKT sebesar Rp 15 juta per semester usai diterima di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
"Kemarin aku dapat UKT golongan 10, di Rp 15 juta (per semester). Kaget dong, mahal banget," kata Rachel kepada Kompas.com, Jumat (16/6/2023).
Biaya kuliah tersebut, kata Rachel di luar ekspektasinya. Sebab, dengan kondisi keuangan orangtuanya, Rachel awalnya memperkirakan UKT-nya paling tinggi sebesar Rp 10 juta per semester.
"Awalnya aku berekspektasi paling tinggi hanya akan mendapatkan Rp 10 juta, mengingat gaji orangtuaku yang kelas menengah dan melihat dari sistem UKT tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.
Banding
Karena keberatan akan nominal yang harus dibayar, Sabrina dan Rachel sama-sama mengajukan banding untuk pengurangan biaya UKT.
Sabrina bercerita, di laman pengumuman UKT tidak ada pilihan mengajukan banding untuk penurunan UKT.
Yang ada hanya pilihan untuk 'melihat nominal cicilan' dan 'ajukan pertanyaan'.
"Karena aku keberatan dengan nominal segitu, aku pilih opsi 'ajukan pertanyaan' sebagai bentuk keberatan aku dari nominal yang ditentukan," kata dia.
Namun, walau sudah mengajukan pertanyaan, sampai saat ini ia belum mendapat lampu hijau dan masih menunggu pengumuman final UKT pada 20 Juni 2023 besok.
"Dari pihak UI merespons sangat lama dan enggak ada lampu hijau dari mereka. Sampai dua kali aku ajukan pertanyaan, baru mereka kasih respons akan mempertimbangkan penurunan biaya UKT aku," tutur Sabrina.
Berbeda dengan Sabrina, banding yang diajukan oleh Rachel sudah diterima UI. UKT yang harus dibayar Rachel akhirnya turun menjadi Rp 10 juta per semester.
"Aku jelasin situasi di sini sama kesusahanku gimana, akhirnya UKT aku turun jadi Rp 10 juta," ucap dia.
Rachel bercerita, banyak teman-teman mahasiswa baru SNBP UI bernasib sama dengannya. Bahkan, banyak mahasiswa baru yang bandingnya ditolak.
"Masih banyak yang UKT-nya enggak diturunin. Aku ada lihat orang yang lagi mikir, apa harus mundur dari UI karena UKT-nya tidak diturunkan," tutur Rachel.
Terlalu mahal
Shabrina mengatakan, orangtuanya menilai UKT saat ini begitu mahal dibanding zaman kakaknya yang juga berkuliah di UI, jurusan Sastra Jepang pada tahun 2018.
"Zaman kakakku kuliah di UI 2018, penentuan UKT masih sesuai dengan biaya penghasilan ayah saya. UKT kakak saya hanya Rp 5 juta," jelasnya.
Sementara itu Rachel mengatakan UKT UI terbilang sangat mahal apabila dibandingkan dengan universitas negeri lainnya di Pulau Jawa.
"Temanku cerita di kampusnya (kampus negeri di Malang), UKT paling tinggi Rp 7,5 juta. Loh UI kok lebih dari dua kali lipatnya?" ujar dia.
Lebih lanjut, Rachel mengatakan bahwa UKT UI tahun 2023 memang mengalami perubahan dan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, mahasiswa tak menyangka biayanya akan semahal itu.
"Pengumuman perubahan sistem UKT juga setelah pengumuman SNBP. Sistem tahun ini beneran baru dan kami enggak tahu itu diukur dari apa," ucap Rachel.
(Penulis: Wasti Samaria Simanggungsong | Editor: Jessi Carina | Nursita Sari).
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/06/19/19293961/saat-mahasiswa-baru-ui-mengeluh-soal-mahalnya-biaya-ukt-bingung-bayarnya