Salin Artikel

Cerita Dany Arwanto, Penghijau Kawasan Kumuh di Utara Jakarta...

JAKARTA, KOMPAS.com - Dany Arwanto (50), Ketua RT 07 Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, prihatin melihat permukiman warganya yang kumuh.

Dia khawatir kondisi lingkungan yang kotor, ditambah dengan udara gersang di Jakarta Utara, berdampak buruk bagi kesehatan warga.

Atas dasar itu, Dany mengajak warganya melakukan penghijauan. Caranya dengan mengubah lahan kosong dipenuhi sampah menjadi kebun untuk bercocok tanam.

Ide itu akhirnya mulai diimplementasikan di lahan kosong kawasan Gang Cemara 01, tempat warga menumpuk sampah dan membuang limbah hasil ternak bebek.

"Ini dulu awalnya ini memang tempat kumuh. Di sini tempat pembuangan sampah, terus tempat penyimpanan barang-barang bekas dan sebagian. Juga ini tempat memelihara unggas bebek," ujar Dany saat berbincang dengan Kompas.com, dikutip Jumat (7/6/2023).

Pada 2016, Dany dan warga bermusyawarah untuk memanfaatkan lahan-lahan terbengkalai di tengah pemukiman.

Tumpukan sampah rumah tangga dan limbah dari aktivitas beternak dibersihkan. Lahannya kemudian ditanami pohon-pohon yang dibeli dari pedagang.

Pemuda karang taruna yang sebelumnya sekadar menjadi panitia kegiatan warga, digerakkan untuk aktif memperbaiki dan merawat lingkungan.

"Awalnya itu ya penghijauan saja. Memanfaatkan lahan lahan kosong di sini, menjadi tempat yang produktif. Sekaligus menjaga (aktivitas) sosial dan lingkungan lebih bersih," kata Dany.

Jadi petani perkotaan

Setahun berjalan, kegiatan yang dilakukan Dany bersama warganya dilirik oleh Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara.

Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Jakarta Utara, mengarahkan mereka menjadi kelompok petani perkotaan.

Dany yang juga seorang pedagang tanaman dan memiliki keahlian bercocok tanam, ditunjuk menjadi Ketua Kelompok Tani Gang Hijau Cemara 01.

Mereka diberikan sarana prasarana untuk kebutuhan bercocok tanam. Hal ini agar Dany dan warganya bisa mengembangkan program penghijauan yang dijalankan.

"Dibentuk satu kelompok Tani Gang Hijau Cemara 01 dan diberikan sarana prasarana pertanian. Sehingga kegiatan Gang Hijau ini terarah menjadi penghijauan yang produktif, dengan cara pertanian itu tadi," tutur Dany.

Dari sini, Dany berhasil memberdayakan warganya untuk produktif di bidang pertanian dan perkebunan. Lahan yang sebelumnya sekadar dihijaukan, berganti menjadi kebun sayur dan buah-buahan.

Hasil panennya kemudian dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Ada pula yang dijual dan uangnya dimanfaatkan untuk operasional kebun serta pengembangan program.

"Komoditi yang ada di tempat kami ini awalnya campur. Sekarang kami pisah-pisahkan jadi beberapa tempat. Antara anggur sama sayuran, sama ikan konsumsi dan hias, lalu pengolahan sampah organik dan anorganik," kata Dany.

Raih Kalpataru 2023

Kini, Dany dan Warga Gang Cemara 01 telah memiliki kebun buah-buahan dan sayuran, serta area peternakan dan pengembangan ikan konsumsi maupun ikan hias.

Selain itu, ada pula tempat produksi pupuk organik dan anorganik serta budi daya maggot. Untuk memproduksinya, Dany memanfaatkan sampah dari rumah tangga dan aktivitas pasar.

"Alhamdulillah seiring berjalannya waktu mereka tahu memilah sampah dan peduli terhadap lingkungan sendiri. Karena memang merasa manfaat daripada kegiatan yang kami lakukan," jelas Dany.

Tak sampai di situ, didirikan juga bank sampah dan sekolah tingkat PAUD. Warga yang ingin menyekolahkan anaknya, cukup membayar SPP dengan sampah minimal dua kilogram per bulan.

"Sampah itu kami olah menjadi pupuk, kami jadikan pakan ikan, kami proses jadi maggot, dan bisa ditabung juga menjadi sumber penghasilan juga sama warga," sambung dia.

Jerih payah Dany mengubah kawasan kumuh dan gersang di lingkungannya menjadi asri serta produktif, membuat dia mendapat penghargaan Piala Kalpataru 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Bagi Dany, penghargaan ini memberikan motivasi bagi dia dan warganya untuk terus berinovasi serta konsisten dalam menjaga lingkungan.

"Merupakan satu kebanggaan buat saya pribadi dan warga kami di sini, dan teman teman pengurus daripada RT/RW, karang taruna, PKK dan kader-kader di sini yang terlibat kegiatan," terang Dany.

"Ya mereka memang merasa bangga lah, sehingga mewakili DKI Jakarta. Mempunyai satu penganugerahan tertinggi yaitu Kalpataru, itu yang luar biasa," lanjut Dany.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/07/09490321/cerita-dany-arwanto-penghijau-kawasan-kumuh-di-utara-jakarta

Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke