JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran yang terjadi di Jalan Sepakat, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (11/7/2023), menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Nina (53), warga setempat, melihat sejumlah barang yang ditinggalkan oleh para pelaku tawuran pada Selasa pagi.
"Saya keluar rumah untuk ibadah, jam 05.00 WIB. Saya lihat ada motor di depan rumah saya, enggak tahu punya siapa," ucap dia di lokasi, Jumat (14/7/2023).
Nina sudah tinggal di kawasan itu sejak 15 tahun lalu. Ia sudah begitu mengenal warga setempat dan mengenali motor yang sering digunakan mereka.
Namun, saat itu memilih tidak memikirkannya dan langsung berangkat beribadah.
Saat kembali ke rumah pukul 06.30 WIB, Nina dibuat heran karena posisi motor masih sama seperti saat ia meninggalkan rumah.
"Kebetulan di sini lagi ada polisi dari Polsek Ciracas. Saya laporan ke dia bahwa ada motor. Kunci langsung dicari," jelas dia.
Pencarian kunci motor berakhir di ujung Jalan Sepakat, tepatnya di samping rumah makan yang berada di pinggir jalan raya.
Kunci yang dibuang di sana pun diambil oleh polisi itu dan ia langsung mencobanya pada motor di depan rumah Nina.
"Ternyata pas kunci dan lubangnya. Pas dicoba buat buka bagasi motor, ada KTP dan kartu apa gitu, KJP mungkin," terang dia.
Berdasarkan foto yang Kompas.com terima dari Ketua RT 004/RW 10 Saipul Fadli, KTP atas nama seorang remaja kelahiran November 2004 berinisial RPA (18).
Pemiliknya berdomisili di Kelapa Dua Wetan. Dalam bagasi motor, ditemukan pula sebuah kabel berwarna putih dan sejenis lap karet berwarna merah muda.
Bercak darah, sendal jepit, dan topi
Selain motor, Nina juga melihat hal lain yang tidak sengaja ditinggalkan para pelaku tawuran.
Salah satunya adalah bercak darah dari korban tawuran, MR (23), yang berada di depan Taman Maju Bersama (TMB) Tulip.
Bercak darah yang cukup besar letaknya tidak jauh dari area parkir kendaraan.
"Saya kira karena tabrakan, karena darahnya (mengalir) sampai ke pinggir jalan (dari depan taman). Saya enggak tahu awalnya kalau itu korban pembacokan," ungkap Nina.
Darah juga berceceran di atas penutup sumur resapan yang berada di dekat area parkir kendaraan.
Pantauan di lokasi, Jumat, kini yang tersisa hanyalah bercak darah yang cukup besar. Di atasnya telah ditaburi bunga.
Nina melihat bercak darah itu setibanya di rumah usai beribadah. Pada waktu yang bersamaan, ia juga melihat sepasang sendal jepit.
"Saya lihat ada sepasang sendal jepit warna hitam dekat bercak darah yang besar itu. Saya dengar, ada tetangga yang juga ngelihat topi," tutur Nina.
Parang di taman
Nina mendapat informasi dari warga setempat bahwa ada sebuah parang ditemukan di dalam TMB Tulip.
Parang berlokasi di balik area duduk yang ditanami pepohonan, tepatnya di dekat aula semi-outdoor.
Sebelum Nina melaporkan motor yang tidak dikenali kepada polisi, polisi itu lebih dulu menghampiri Nina beberapa waktu sebelumnya.
"Awalnya polisi itu nanya ke saya soal parang. Saya tegaskan dulu identitasnya, saya enggak mau asal kasih informasi karena takut dia bukan polisi," jelas Nina.
"Saya takutnya, dia itu komplotan para pelaku tawuran. Pura-pura jadi polisi dan tanya-tanya parang cuma buat ambil dan hilangkan barang bukti," imbuh dia.
Namun, ketika polisi itu mengungkapkan identitas dan tempatnya bertugas, Nina langsung memberi tahu soal penemuan parang.
Polisi itu langsung memeriksa lokasi parang disembunyikan dan mengamankannya.
Sebelumnya diberitakan, seorang laki-laki berinisial MR (23) tewas akibat tawuran yang terjadi di Jalan Sepakat pada Selasa sekitar pukul 04.00 WIB.
TMB Tulip dijadikan sebagai titik temu para remaja itu untuk tawuran.
Bercak darah korban yang tewas akibat senjata tajam masih tertinggal di jalanan itu sampai saat ini.
Polsek Ciracas telah mengamankan para pelaku tawuran. Para pelaku dan kasus telah dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Timur.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/15/16465621/kesaksian-warga-temukan-bercak-darah-hingga-parang-setelah-tawuran-maut