JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi D DPRD DKI Jakarta menyoroti kasus melintangnya kabel fiber optik di tengah Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, pada Januari 2023, yang menjerat mahasiswa bernama Sultan Rif'at Alfatih (20).
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Dinas Bina Marga DKI Jakarta mencari solusi atas melintangnya kaber fiber optik di Jalan Pangeran Antasari tersebut.
"Saya sesegera mungkin minta Dinas Bina Marga DKI untuk membantu menyelesaikan, mencari solusi yang baik," tegasnya melalui sambungan telepon, Minggu (30/7/2023).
Menurut dia, Dinas Bina Marga DKI sudah sepatutnya mencari tahu awal mula kejadian itu hingga melukai orang.
Jika sudah mengetahui penyebab kejadian itu, Dinas Bina Marga DKI baru bisa memutuskan apakah perusahaan pemilik kabel fiber optik tersebut harus bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Sultan.
"Sesegera mungkin difasilitasi dulu, sebenarnya ada apa sih, dan seperti apa kejadiannya. Langkah awal saya pikir itu, baru nanti kita ambil langkah selanjutnya," ujar politikus PDI-P tersebut.
"(Lalu), apakah perusahaan tersebut harus bertanggung jawan atau bagaimana, kita harus masuk (tahu) dulu (kejadian awal)," lanjut Ida.
Sebagai informasi, peristiwa yang menimpa Sultan terjadi di Jalan Pangeran Antasari pada 5 Januari 2023.
Saat itu, Sultan tengah menghabiskan waktu libur semesternya dengan kembali ke kediamannya di Jakarta,
Dari rumahnya di Bintaro, Sultan bersama beberapa teman SMA-nya mengemudikan kendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang, lalu belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari.
Setelah Sultan menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil SUV yang berhenti di depan motor korban.
Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan.
Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel menjuntai diduga salah perhitungan. Sopir disinyalir tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.
"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya," ungkap ayah Sultan, Fatih.
"Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," sambung dia.
Korban yang tak sadarkan diri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama.
Akibat kecelakaan itu, Sultan kesulitan untuk berkomunikasi. Sultan bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini.
Sultan juga tak bisa lagi bernapas melalui hidung dan mulut. Ia harus menggunakan alat bantu pernapasan yang dipasang dari leher.
Sultan juga hanya bisa mengonsumsi cairan. Akibatnya, berat badan Sultan terus menyusut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/07/30/16512321/mahasiswa-terjerat-kabel-melintang-di-antasari-bina-marga-dki-diminta