JAKARTA, KOMPAS.com - Perumahan elite yang terbengkalai di Cakung, Jakarta Timur dipastikan sudah bukan lagi milik PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP).
Perumahan yang berlokasi di Jalan Pulosidik, Kelurahan Jatinegara itu telah dibeli oleh BUMN bernama WIKA Realty.
"Tahun 2018, komplek perumahan Bizhome telah dibeli oleh WIKA Realty," ujar Corporate Secretary PT JIEP Medik Endra Wahyudi secara tertulis, Minggu (6/8/2023).
Ia menjelaskan, pembelian dilakukan untuk pengembangan dan pemasaran lebih lanjut oleh perusahaan yang memang fokus pada pengembangan properti hunian.
Sejak tahun itu pula, kepemilikan komplek perumahan elite itu menjadi milik WIKA Realty.
Sebelumnya, PT JIEP memang perusahaan yang membangun kompleks perumahan bernama JIEP Grand Bizhome itu.
Namun, pembangunan berlangsung pada 2014 dan rampung pada 2016, bukan seperti yang diberitakan sebelumnya, yakni pembangunan pada 2010 dan rampung pada 2012.
"Terdiri dari 58 unit rumah, (Bizhome) dibangun sebagai program pengembangan bisnis PT JIEP untuk memanfaatkan lahan kosong yang belum digunakan," terang Medik.
Pembangunan juga dilakukan sebagai upaya dalam penyediaan kebutuhan hunian bagi para karyawan, serta pelaku industri di dalam Kawasan Industri Pulogadung.
Kendati demikian, pihak Medik enggan memberi jawaban terkait harga jual setiap unit dan jumlah unit yang terjual sebelum perumahan dibeli WIKA Realty.
Mereka pun tidak menjawab apakah pembelinya sesuai dengan target mereka, yaitu karyawan dan pelaku industri dalam kawasan itu.
Pertanyaan lainnya yang enggan dijawab mencakup apakah perumahan mulai kosong sejak dipegang WIKA Realty atau sebelumnya, dan alasan perumahan menjadi terbengkalai.
Medik juga tidak menjawab terkait penjarahan yang terjadi, sehingga perumahan elite itu tampilannya kini menyerupai proyek mangkrak.
Untuk diketahui, JIEP Grand Bizhome adalah perumahan elite terbengkalai yang masuk dalam wilayah RT 008/RW 02 Kelurahan Jatinegara, Cakung.
Ketua RT setempat bernama Dasuki mengungkapkan, sepengetahuannya, hanya dua unit saja yang terjual sebelum perumahan akhirnya kosong bertahun-tahun dan terbengkalai.
Dari dua unit, hanya satu yang ditempati, sementara unit lainnya hanya dinyalakan saja lampunya.
"Ada penghuninya itu dua keluarga. Sudah dibeli (rumahnya), kabarnya. Cuma yang nempatin satu (keluarga). Cuma enggak lama, paling 6 bulanan," tutur Dasuki di lokasi, Kamis (3/8/2023).
Sejak hunian kosong, renovasi berupa perbaikan-perbaikan kecil dilakukan oleh pengembang. Misalnya, perbaikan pada dinding yang retak.
"Enggak perbaikan total, cuma yang retak-retak, dinding, diperbaiki. Kurang tahu diperbaiki sama siapa, pemilik perumahan atau bukan," jelas Dasuki.
Meski begitu, rumah-rumah di perumahan elite tersebut tetap tak laku terjual. Dasuki menduga, ini karena harga jualnya yang tinggi.
Harga pertama setelah pembangunan perumahan itu rampung adalah Rp 650 juta. Selang beberapa bulan, harga naik mencapai kisaran Rp 800 juta sebelum akhirnya mencapai Rp 1 miliar.
Menurut Dasuki, harga tersebut kurang cocok untuk perumahan yang letaknya berada di depan pabrik, meski tergolong elite.
Selain itu, hanya ada satu jalur utama untuk mengakses perumahan itu, yakni jalur yang selalu dilewati truk bermuatan berat.
Pada akhirnya, pihak pengembang pun membiarkan perumahan itu terbengkalai.
Menurut Dasuki, dulunya setiap rumah masih dalam kondisi layak huni.
Lambat laun, rumah menjadi tidak terurus dan tampak seperti proyek mangkrak lantaran terjadi penjarahan oleh orang-orang tidak dikenal.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/06/11430541/bukan-lagi-milik-pt-jiep-perumahan-elite-terbengkalai-di-cakung-milik