Sebab, pada Selasa (22/8/2023) malam, para sekuriti setempat menuduhnya sebagai seseorang yang hendak mencuri motor.
Bahkan, mereka menahan tubuh YR dan membiarkan seorang laki-laki tidak dikenal menghantam kepalanya dengan dengkul.
"Yang saya kecewakan dari peristiwa ini adalah kode etik dari tim keamanan," ungkap YR ketika dihubungi, Kamis (24/8/2023).
Menurut dia, tidak sepantasnya sejumlah petugas sekuriti itu menahannya tanpa interogasi terlebih dulu di pos keamanan.
Mereka justru menahan tubuh YR di pinggir jalan dan membiarkan orang lain memukulinya.
"Kalau kode etik tim keamanan, maling atau bukan maling, bawa ke pos buat diinterogasi. Benar atau salah, urusannya di polisi," tegas YR.
"Saya dipukuli di pinggir jalan seolah-olah saya maling jemuran. Menurut saya, enggak harus sampai begitu. Yang mukul saya tinggal mukul, sementara sayanya diikat (dan ditahan)," imbuh dia.
Kejadian salah pukul ini terjadi pada Selasa sekitar pukul 21.30 WIB. Ketika itu YR sedang duduk di kantornya sewaktu gejala kejang mulai terjadi. Sekujur tubuhnya terasa dingin dan ia mulai linglung.
"Jadi saya cuma duduk di ruangan saja, (lalu) saya muter-muter. Lama-lama saya enggak ngerti, dalam keadaan sadar dan tidak sadar, saya keluar kantor dan sudah jalan sampai ke depan sebuah perusahaan," ujar dia.
Karena gejalanya dirasa mulai parah, YR bersandar ke salah satu motor pegawai perusahaan setempat yang sedang terparkir di tepi jalan.
Berdasarkan apa yang diingat YR, serta keterangan dari sejumlah saksi, pemilik motor melihat YR dan mengira motornya akan dicuri.
Sejumlah sekuriti dari perusahan tempat pemilik motor bekerja pun menghampirinya dan bertanya-tanya.
"Saya duduk di motor linglung saja, tahu-tahu dipegangin dan diikat pakai kabel tis," ujar YR.
Para petugas sekuriti juga mengira YR hendak mencuri motor itu. Bahkan, petugas sekuriti menuduh YR sebagai orang yang sering mencuri motor di kawasan itu.
Iwan (55), rekan korban, mengatakan bahwa sejumlah saksi melihat YR sempat mengambil kunci motor dari sakunya.
Dalam keadaan linglung, kunci sempat hendak dimasukkan ke kontak kunci motor yang YR jadikan sebagai tempat bersandar.
Yang jelas korban sempat menggerakkan setang motor. Bukan untuk mencuri, tapi karena dia sedang linglung. Pemilik motor tiba-tiba datang, dan tiba-tiba ramai," ujar dia ketika dihubungi, Kamis.
YR sudah mengatakan bahwa ia adalah karyawan setempat. Bahkan, ia masih mengenakan seragam dan membawa kartu identitas dari kantornya.
Namun, orang-orang itu tak mendengarkan penjelasan YR. Mereka langsung memegangi dan memukuli YR. Kepalanya ditahan dan dihantam dengan lutut.
"Lukanya di bibir sama agak sedikit benjol dekat pelipis kiri. Saya langsung suruh mereka panggil sekuriti dari tempat saya bekerja," tutur YR.
Petugas sekuriti dan supervisor dari tempat kerja YR pun tiba. Mereka melihat YR dalam keadaan sudah dipukuli.
Mereka menanyakan alasan YR babak belur. YR menjawab, ia tidak tahu apa-apa lantaran masih linglung akibat epilepsinya kambuh.
Berdasarkan video yang Kompas.com terima, para sekuriti hanya menahan YR saja.
Sementara pelaku yang menghantam kepala YR dengan dengkulnya adalah orang lain entah siapa.
Setelah kejadian itu, YR langsung dibawa ke RS ANTAM sekitar pukul 23.00 WIB untuk divisum, meski tidak bisa dilakukan. Akhirnya, ia hanya diobati saja.
Kemudian, ia dan orang-orang yang menahan dan memukulinya menuju ke pos polisi setempat.
Akhirnya, kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikan kasus pemukulan salah sasaran secara damai melalui surat mediasi dan tanda tangan di atas materai.
"Saya sendiri memaafkan pelakunya karena dia enggak ngerti saya sedang mengalami gejala epilepsi malam itu. Kalau ngerti, dia enggak akan melakukan pemukulan," ucap YR.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/24/18123581/pengidap-epilepsi-dikira-maling-korban-sesalkan-perilaku-sekuriti-yang