Sebab, dulu tak mudah bagi pria yang akrab disapa Bang Yos untuk mewujudkan moda transportasi tersebut di Jakarta.
“Tiap kali saya lihat orang mengantre sesak-sesakkan di halte itu sangat terharu, karena tak mudah merealisasikan rencana yang baik itu,” kata Bang Yos saat bercerita di acara “Hari Pelanggan Nasional 2023 Transjakarta”, Jumat (8/9/2023).
Saat tahap perencanaan dan sosialisasi penerapan kebijakan busway, menurutnya, ada banyak pihak yang tidak setuju dengan keputusan tersebut.
Ia mengenang bahwa banyak yang heran dan tak habis pikir dengan konsep kendaraan yang bebas hambatan dan tak pernah berhenti akibat macet karena ada jalur khusus.
Pasalnya, kendaraan yang lain terjebak macet di luar jalur khusus.
“Padahal pikiran saya, loe enggak pengen macet pindah saja ke busway. Kan enggak macet. Gampang aja gitu, kan,” ujar Bang Yos.
Menurutnya, tak hanya masyarakat dari segala sisi, tetapi juga akademisi dan pejabat lain mengkritik kebijakannya.
“Di situlah aku panen. Tiap hari di-bully, didemo, dihabisi habis-habisan di televisi,” katanya.
“Bahkan, ekstremnya, ada seorang profesor yang mengatakan, ‘Gubernur paling goblok yang pernah saya lihat’. Itu gara-gara mau mendirikan busway,” ujar Bang Yos.
Namun, Bang Yos tetap teguh pada rencananya. Baginya, sebagai seorang pemimpin, dia harus menjalankan rancangan yang diyakini dapat menyelesaikan masalah besar.
“Ya memanglah, selalu lah ya. Setiap pemimpin akan mengalami,” ujar Bang Yos.
Untuk diketahui, Transjakarta dibangun pada 2004. Saat ini, moda transportasi ini sudah memiliki 13 koridor dengan 237 halte.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/10/15170841/terharu-lihat-antrean-di-halte-transjakarta-sutiyoso-tak-mudah