Salin Artikel

Kegeraman Heru Budi Saat Lantik ASN DKI: Dari Kemeja Putih, Nepotisme, hingga Kolusi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono geram dengan kelakuan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sebab, terdapat ASN yang dianggap tak disiplin dalam menjalankan tugas. Ketidakdisiplinan itu bahkan dilakukan pada hari pelantikan mereka pada Selasa (3/10/2023).

Heru Budi melantik sejumlah 309 ASN eselon 3 dan 4 sebagai pejabat administrator dan pengawas.

Para ASN akan ditempatkan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, serta Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.

"Hari ini, saya dari sini melihat ada ketidakseragaman. Pertama kalau dilantik pakaiannya seperti apa? Dalam undangan disebutkan enggak?" ujar Heru Budi saat mengawali pidato arahannya usai melantik dan mengambil sumpah jabatan para ASN, Selasa.

Suasana ruang pelantikan hening seketika usai Heru Budi menyinggung ketidakseragaman pakaian para ASN yang menjalani pelantikan.

Tegur ASN tak berkemeja putih

Heru yang tampak geram menghentikan pidatonya sesaat. Dia menatap tajam ke arah beberapa ASN yang tidak mengenakan kemeja putih.

Dia lalu meminta para ASN yang tak mengenakan kemeja putih untuk mengangkat tangan secara sukarela.

Namun, permintaan itu tak langsung direspons oleh para ASN. Tidak ada satu pun ASN yang mengangkat tangannya.

Heru Budi lalu kembali meminta para ASN yang tak memakai kemeja putih untuk mengangkat tangan.

"Sebutin sukarela yang enggak pakai baju putih. Kenapa?" ucap Heru dengan tegas.

Pantauan Kompas.com di lokasi, terdapat lebih kurang enam orang yang mengangkat tangan.

Mereka terlihat mengenakan kemeja berwarna biru, abu-abu, dan putih bercorak hitam di balik jas hitam.

Para ASN yang mengangkat tangan itu bergeming. Tak ada satu pun kalimat yang keluar dari mulut mereka, walaupun diminta memberikan penjelasan oleh Heru Budi.

"Anda tidak disiplin. Apa alasannya? Saya saja mau melantik Anda berkaca dulu. Harus rapi. Anda yang mau dilantik sembarangan pakai baju," kata Heru Budi.

Minta BKD DKI langsung bertindak

Heru secara tegas menyampaikan bahwa ASN yang tidak mengenakan kemeja putih pada hari pelantikannya telah terang-terangan menunjukkan sikap tak disiplin.

"Terus Anda mau bekerja seperti apa? Baru berpakaian saja tidak sesuai dengan aturan. Saya minta BKD panggil yang tidak pakai baju putih hari ini," tutur Heru Budi.

"Tidak menghargai dirinya sendiri. Saya ASN seperti Anda dari staf. Hargai diri Anda, hargai yang mengundang," sambungnya.

Setelahnya, Heru Budi pun melanjutkan pidato arahannya. Dia meminta agar para ASN untuk bekerja dengan benar dan melayani masyarakat secara maksimal.

Heru Budi juga mengingatkan ASN untuk tidak pamer harta dan menjaga netralitas saat Pemilu serentak 2024.

Ditemui secara terpisah, Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) DKI Jakarta Sigit Wijatmoko menjelaskan bahwa BKD langsung mendata para ASN tersebut, sesuai arahan Heru Budi.

"Hari ini langsung mereka yang tidak menggunakan pakaian itu langsung didata oleh BKD sesuai dengan aturannya," ujar Sigit kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Menurut Sigit, para ASN itu akan dimintai keterangan atas dugaan pelanggaran disiplin yang mereka lakukan saat mengikuti proses pelantikan.

"Tentu kan kami juga menghormati ya, prosesnya kan ada proses pemeriksaan. Jumlah (ASN tidak berkemeja putih) berapa masih didata juga," kata Sigit.

Ungkap ada ASN DKI kolusi dan nepotisme

Kegeraman Heru Budi tidak hanya soal masalah pakaian para ASN yang tak sesuai arahan.

Dia juga menyinggung adanya praktik kolusi dan nepotisme yang dilakukan para eselon 3 dan 4.

Menurut Heru, terdapat ASN yang langsung mencari jabatan tertentu untuk diduduki setelah beberapa bulan dilantik.

"Ada nih teman-teman Anda sekalian yang baru duduk enam bulan jadi eselon 3, baru duduk jabatan eselon 4, sudah muter-muter cari jabatan," kata Heru dalam pidatonya.

"Baru satu tahun duduk, muter cari. Datang ke si A, ke si B, ke si C. Kerja yang bener!" sambung Heru dengan nada tegas.

Bersamaan dengan itu, Heru Budi juga memperingatkan para ASN untuk tidak memanfaatkan kedudukan anggota keluarga dan kerabatnya yang lebih tinggi.

Para ASN, kata Heru, harus bekerja secara profesional dalam melaksanakan tugas dan menunjukkan kinerja terbaik jika ingin mendapatkan penghargaan.

"Berikutnya jika ada di ruangan ini yang punya suami, kakak, memiliki jabatan lebih tinggi dari Anda, memiliki kewenangan lebih dari Anda, jangan kekuasaan itu dibawa ke kantor Anda," tutur Heru.

"Anda sebagai eselon 4 posisikan sebagai eselon 4, Anda sebagai eselon 3 posisikan sebagai eselon 3. Jangan mentang-mentang suami atau istrinya punya jabatan lebih tinggi dari Anda, seenaknya bekerja. Didengerin lho ya!" pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/04/07072611/kegeraman-heru-budi-saat-lantik-asn-dki-dari-kemeja-putih-nepotisme

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke