JAKARTA, KOMPAS.com - Perasaan putus asa yang mendalam tergambar pada Grace Arijani Harahapan (68) dan anaknya, David Ariyanto Wibowo (38), sebelum tewas di Cinere, Depok, Jawa Barat.
Keduanya ditemukan mengurung diri hingga tewas membusuk dalam kamar mandi rumah yang terletak di Perumahan Bukit Cinere, Depok, pada Kamis (7/9/2023).
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Hengki Haryadi menuturkan, polisi menemukan sebuah pesan yang ditulis David pada 23 Februari 2017 dalam sebuah telepon seluler (ponsel).
"DNA (deoxyribonucleic acid) ditemukan di handphone, DNA daripada David," ujar Hengki dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).
Isi dari tulisan itu sebagai berikut:
"Saya sudah capek dengan kehidupan. Saya capek dengan semua kebohongan. Saya capek dengan Mama saya yang delusional dan tidak pernah sadar-sadar. Saya sudah depresi selama dua tahun, saya mau bunuh diri."
Kemudian, penyidik juga menemukan sebuah file berjudul "To you whomever" yang dibuat pada 27 Juli 2023 di laptop David.
Hengki menyebut, David menyesal tidak bunuh diri sejak awal.
"Jika ada yang membaca ini maka itu berarti saya sudah mati bersama ibu saya. Tergantung apakah dia akan meneruskannya atau tidak," demikian yang tertulis dalam surat berbahasa Inggris tersebut.
Hengki memastikan, keidentikan sampel DNA yang ditemukan di laptop, handphone, semua pintu yang ada di tempat kejadian perkara (TKP) terjaga sterilitasnya.
"Terkunci dari dalam dan anak kuncinya semua tidak ada. Dan semua pintu ditutup, jendela-jendela (ditutup) dengan plastik dan plester termasuk yang ada di TKP," lanjutnya.
Mengidap skizoid
Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael Elnadus J Sumampouw mengatakan, David terindikasi memiliki kepribadian skizoid.
"Yang indikatornya adalah tertutup menyendiri, adanya kecemasan sosial, ada kesepian, ada pasif dalam mengarahkan diri di lingkungan sosialnya," jelas Nathanael, Jumat.
Dia menambahkan, David menderita depresi. Korban pun menyadari adanya isu kesehatan mental yang juga dialami sang ibu. Keseharian David ini lebih berorientasi pada diri sendiri.
"Dia banyak menghabiskan waktu di dunia digitalnya, bahkan bisa dikatakan hampir 24 jamnya di dunia digital," lanjut dia.
Ditemukan pula situs yang kerap diakses David, termasuk lagu yang didengarkan hingga film yang ditontonnya.
Dari sana lah, penyidik mendapatkan gambaran terkait depresi yang mengarah pada kematian. David disebut memiliki sikap yang patuh kepada orangtuanya.
"Sampai di situasi terakhir kehidupannya, dia dalam kondisi depresif, dan ini kami menemukan indikator dari catatan-catatan yang dibuatnya," ucap dia.
Kurung diri dan bakar dupa
Grace dan David dinyatakan tewas karena kekurangan oksigen. Rumah korban dalam keadaan terkunci dari dalam dan tak ada kunci yang ditemukan di lokasi.
"Semua pintu ditutup, jendela-jendela (ditutup) dengan plastik, dengan plester termasuk yang ada di TKP," kata Hengki.
Grace dan David tewas dengan mengurung diri di dalam toilet seluas 1,8x1 meter. Jendela yang ada pada toilet itu pun ditutup dengan plastik.
"Ditemukan di situ bantal atau senderan termasuk Grace dan David, semua sudah dipersiapkan bantal untuk berdiam, mengurung diri dalam kamar mandi ataupun ruang tersebut," jelas Hengki.
Di dalam toilet, penyidik juga menemukan dua dupa besar, arang, dan senter. Dupa ini dibakar oleh korban sebelum mengembuskan napas terakhirnya.
"Tadi kami sempat berdiskusi dengan tim psikologi forensik, ternyata metode bunuh diri ini juga pernah ditemukan di Jepang," tutur Hengki.
"Di mana yang bersangkutan juga sering menggunakan internet yang identik dengan negara Jepang," lanjut dia.
Kontak bantuan
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/07/07230491/ada-rasa-putus-asa-mendalam-atas-keputusan-ibu-anak-yang-tewas-bunuh-diri