JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Humas LRT Jabodebek Kuswardojo buka suara perihal minimnya informasi di media sosial saat kereta mengalami gangguan.
Kus mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk memproses informasi sebelum dibagikan di media sosial (medsos).
"Kalau di medsos, contohnya hari ini saja, terkait dengan pengurangan jumlah kereta yang beroperasi, kami harus siapkan dulu materinya, perlu menyusun formatnya seperti apa dan itu butuh waktu," ujar dia kepada wartawan di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
Walau demikian, Kus menggaransi para penumpang tidak akan dibiarkan terlantar jika ada gangguan.
Para penumpang bakal diberikan informasi secara langsung oleh petugas yang ada di dalam rangkaian kereta maupun di area stasiun.
"Ketika ada gangguan, semua petugas yang ada, mulai dari train attendant, sekuriti, hingga petugas yang ada di stasiun akan memberikan informasi langsung. Jadi kami tetap berupaya untuk menyebarkan informasi kepada para pengguna kami jika ada gangguan," tutur dia.
Namun, Kus tak menampik akan ada penumpang yang nantinya tak mendapat informasi. Sebab, petugas LRT yang ada di lapangan terbatas. Di dalam kereta, hanya ada satu train attendant dan satu sekuriti.
"Mungkin ada penumpang yang nantinya tak mendapat informasi, karena tiap train set (rangkaian kereta) hanya ada seorang train attendant dan seorang sekuriti. Tapi yang pasti mereka akan menyampaikan informasi itu. Jadi kalau ada 100 orang, mungkin ada 15 orang yang tak tersampaikan informasi nya," imbuh dia.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pengguna menilai komunikasi publik manajemen LRT cukup buruk.
Mereka merasa tak mendapat informasi yang cepat dari media sosial.
Akibatnya, tak sedikit penumpang yang kadung berangkat ke stasiun LRT karena tak tahu adanya gangguan.
Salah satunya diungkapkan seorang pengguna bernama Alhadiid (32). Ia mengaku baru mengetahui adanya gangguan LRT saat tiba di stasiun keberangkatan.
"Saya baru tahu dari petugas Stasiun Taman Mini bahwa ada gangguan elektrikal. Akibatnya, kedatangan kereta dari Stasiun Harjamukti terlambat dan saya harus cari moda transportasi lain akhirnya," keluh dia saat LRT mengalami gangguan pada 18 Oktober 2023 lalu.
Hal serupa juga diungkapkan oleh pengguna LRT bernama Alam (24).
Ia mengaku tak tahu ada gangguan ketika menaiki rangkaian kereta di Stasiun Harjamukti.
Alam baru tahu ada gangguan ketika rangkaian kereta berjalan begitu lambat tak seperti biasanya.
"Dari Harjamukti ke Kampung Rambutan biasanya hanya 15 menit, tetapi ini sampai 40 menit. Saya baru tahu ada gangguan ketika kereta berhenti di Stasiun Ciracas. Jadi selama di kereta saya belum tahu apa-apa karena di medsos enggak ada informasi," ungkap dia.
Minimnya informasi yang diberikan pihak LRT pada akhirnya membuat Alam sangat kecewa.
Terlebih, ia harus mengeluarkan uang yang tak sedikit untuk menikmati jasa LRT.
"Tentu saya kesal dengan minimnya informasi. Apalagi harganya tak murah dan saya jadi terlambat masuk kerja," tutup dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/10/26/06030721/minim-informasi-di-medsos-lrt-jabodebek-saat-gangguan-manajemen-kami