Namun, pasien cacar monyet dapat diisolasi di rumah sakit dengan menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau asuransi lain.
"RS dengan BPJS atau pribadi atau juga dengan asuransi swasta," kata Ngabila saat dihubungi pada Senin (13/11/2023).
Ngabila menegaskan, pasien yang terkonfirmasi cacar monyet tak disarankan untuk isolasi mandiri.
Menurut dia, pasien cacar monyet harus diisolasi di rumah sakit yang memiliki kelengkapan alat dan tenaga kesehatan yang memantau.
"Diusahakan isolasi di rumah sakit langsung," tegas Ngabila.
Lebih lanjut, Ngabila mengatakan penularan monkeypox disebabkan pasien yang diduga memiliki kelainan orientasi seksual.
"Kelompok risiko tinggi, lelaki suka lelaki (LSL). Ini masih mengenai satu kelompok sejauh ini di Jakarta. Dengan komorbid mayoritas HIV positif ada yang infeksi menular seksual lain. Ini masih pada satu populasi rentan," kata Ngabila.
Sebelumnya diberitakan, kasus cacar monyet atau monkeypox di DKI Jakarta kembali bertambah. Tercatat sudah ada 34 kasus yang dilaporkan hingga Minggu (12/11/2023) malam.
"Update kasus monkeypox domisili DKI Jakarta per 12 November 2023 jam 19.00. Kasus positif totalnya 34 orang. Satu pasien di antaranya merupakan kasus Agustus 2022 dan telah sembuh," ujar Ngabila dalam keterangannya, Senin.
Adapun jumlah kasus saat ini bertambah lima kasus dari data terakhir yang dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada 6 November 2023.
Pada saat itu terdapat ada 29 kasus cacar monyet di Jakarta dan tidak dilaporkan penambahan kasus hingga 11 November 2023.
Terkini, 33 orang yang masih terkonfirmasi positif monkeypox sedang menjalani isolasi di rumah sakit. Seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dengan usia 25-50 tahun.
"Semua bergejala ringan. Diketahui semuanya tertular dari kontak seksual," kata Ngabila.
(Tim Redaksi: Muhammad Isa Bustomi, Irfan Maullana)
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/13/18060071/dinkes-dki-sebut-pengobatan-cacar-monyet-bisa-menggunakan-bpjs