Nurma (27), misalnya. Ia mengaku sering melakukan beberapa pelanggaran karena sudah terbiasa melanggar aturan.
“Saya beberapa kali lawan arah, menerobos lampu merah, dan berkendara tak pakai helm. Sudah menjadi kebiasaan, gitu,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (16/11/2023).
Nurma menyebut tiga pelanggaran tersebut cukup sering dilakukan.
Terutama saat tengah malam atau kondisi lalu lintas lengang.
“Kemarin saya lawan arah di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Saya lawan arah karena sepi juga. Jadi daripada mutar jauh, makanya saya melanggar,” ungkap dia.
Hal senada juga diungkapkan Muhammad Hakim (28). Ia tak menampik bahwa dirinya kerap melakukan pelanggaran lalu lintas.
“Beberapa kali melakukan pelanggaran, paling sering enggak pakai helm,” tutur dia.
Hakim mengatakan, pelanggaran lalu lintas yang dilakukan bagaikan sebuah "program komputer".
“Jujur saya takut saat melanggar lalu lintas, karena bisa berakibat fatal. Cuma entah mengapa saat berkendara tubuh secara otomatis mengesampingkan berkendara yang benar,” kata dia.
Tak hanya Hakim dan Nurma, Zulfian (26) juga menuturkan hal serupa.
Ia menilai, pelanggaran lalu lintas merupakan sebuah kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama.
“Sudah terbiasa saja. Makanya kayak ya sudah gitu, lanjut melanggar kalau ada kesempatan,” ucap dia.
Zulfian mengatakan, beberapa pelanggaran yang pernah dilakukan oleh dirinya adalah menerobos lampu merah dan tak mengenakanhelm.
“Saya pernah kena tilang karena enggak pakai helm, tetapi enggak jera juga. Beberapa minggu kemudian tetap melanggar lalu lintas,” tutup dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/11/17/07001031/melanggar-lalu-lintas-sudah-menjadi-kebiasaan