Pasalnya, S dianiaya oleh anak kandungnya sendiri, JS (32), saat sedang berjalan-jalan di sekitar permukimannya pada Senin (22/1/2024) sore.
Salah satu saksi bernama Hana (21) mengungkapkan, penganiayaan yang dilakukan JS membuat S terluka.
"Bapaknya didorong, tangannya sampai luka karena kecakar atau gimana. Bapaknya nunjukkin tangannya berdarah. Anaknya bilang, 'Bodo amat! Ayo pulang!'" ujar Hana di Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (23/1/2024).
Kronologi
Penganiayaan bermula saat JS menemukan ayahnya sedang melintas di gang tempat Hana bermukim.
Sekitar pukul 15.00 WIB, S yang baru saja bertegur sapa dengan Hana dan warga lainnya langsung dihampiri oleh JS.
Kemudian, JS menyuruh ayahnya untuk pulang. Awalnya, suara JS masih pelan meski cara bicaranya tegas.
S lantas menjawab bahwa dia ingin mengunjungi rumah adiknya dan akan pulang nanti. Namun, JS terus memaksa ayahnya untuk pulang.
"Nah, awalnya (tegurannya) pelan. Kok lama-lama teriak-teriak. (Korban) Didorong-dorong sampai ke tempat yang ada motor terparkir," kata Hana.
Saat didorong ke arah motor, S berpegangan pada jok motor itu. Ia menopang dirinya karena salah satu kakinya sedang pincang.
Hana menuturkan, JS masih menyuruh S untuk pulang dengan nada tinggi. Ia terus menyuruh S untuk segera beranjak tanpa menghiraukan kondisi kaki sang ayah.
"Dijawab sama bapaknya, 'Iya sebentar, pelan-pelan. Nanti pulangnya sama kamu'. Anaknya ngomong lagi, 'Ya udah pulangnya sama gua! Sekarang!' Bapaknya jawab, 'Iya sebentar'," ucap Hana.
Kemudian, JS kembali mendorong S hingga tangan korban terluka dan berdarah, tetapi sang putra tidak memedulikannya.
S menuruti perintah anaknya. Ia berjalan secara perlahan sambil menopang tubuhnya pada setang motor.
"Bapaknya pegangan setang motor. Mungkin anaknya enggak sabaran, langsung dipukul bapaknya sampai jatuh. Kami kaget," ungkap Hana.
Berdasarkan rekaman kamera CCTV, terlihat JS memukul sisi kanan kepala S saat berdiri tepat di belakang ayahnya.
Sontak, S terjatuh dan terkulai lemas. Warga yang sebelumnya berada di dalam rumah langsung ke luar usai mendengar teriakan sejumlah saksi.
Sementara itu, JS tak memedulikan teriakan yang diucapkan sejumlah saksi dan langsung membopong ayahnya.
"Kami kaget. Mau nolong juga gimana, perempuan semua di sini saat itu. Pada gemeteran. Jadi pada teriak-teriak, 'Pelan-pelan! Itu bapak orang tua!' Habis itu, sama anaknya, si bapak diangkat, dibawa pulang," ucap Hana.
Kesal karena sudah sepuh dan pikun
Kapolsek Cakung Kompol Panji Ali Candra mengungkapkan, JS tega menganiaya ayahnya karena merasa dongkol.
"Motifnya, anak tersebut kesal terhadap orangtuanya karena sudah sepuh dan pikun," kata Panji saat dihubungi, Selasa.
Berdasarkan pengakuan anggota keluarga lainnya, S memang sering pergi meninggalkan rumah tanpa diketahui ke mana perginya.
Hal itu kerap terjadi secara berulang, sehingga JS merasa kesal dan puncaknya adalah penganiayaan pada Senin sore.
"Orangtuanya sering hilang dan pergi meninggalkan rumah, sehingga anak tersebut kesal kepada orangtuanya," ucap Panji.
Pada Selasa sore, polisi mendatangi kediaman S dan JS usai menerima rekaman kamera CCTV yang menampilkan aksi penganiayaan itu.
Jajaran Polsek Cakung menemui S, JS, serta sejumlah anggota keluarga yang bersangkutan. Pertemuan berlangsung sekitar satu jam.
Dalam pertemuan itu, pihak keluarga menjelaskan kondisi korban yang sudah pikun dan sering hilang.
Mereka tetap menganggap perlakuan JS kepada ayahnya salah. Namun, mereka enggan membawanya ke jalur hukum.
"Pihak kepolisian turun untuk menyelesaikan permasalahannya ini dengan cepat. Membuat restorative justice antara pihak keluarga," kata Panji.
Surat pernyataan bermeterai pun dibuat. Di dalamnya, JS menuliskan bahwa ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya terhadap S.
"Apabila saya mengulangi perbuatan tersebut, saya siap diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," ujar S dalam keterangannya, Selasa.
Selain itu, pelaku juga berjanji akan merawat dan mengurus korban sehingga mereka berdua masih tinggal bersama.
Mereka berinteraksi seperti biasa. Namun, ada memar berwarna biru gelap pada bagian kanan wajah S.
(Tim Redaksi: Nabilla Ramadhian, Irfan Maullana)
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/01/24/22260321/pilu-lansia-di-cakung-dianiaya-anak-kandung-di-depan-umum-gara-gara-sudah