Para remaja tersebut dikumpulkan usai mereka diamankan karena berkonvoi sambil membawa bendera dan petasan, serta diduga terlibat aksi tawuran menggunakan senjata tajam.
Pantauan Kompas.com, para remaja laki-laki dan perempuan itu diminta berbaris di tengah lapangan. Mereka mengenakan kaos dan jaket, terdapat di antaranya yang berseragam pramuka, SMP, dan SMK.
Para orangtua dari puluhan remaja yang ditangkap aparat itu turut datang dan mendampingi anak-anaknya.
Hamdan, orangtua remaja asal Pademangan, Jakarta Utara, menjelaskan bahwa dia dan anaknya datang ke Balai Kota atas permintaan polisi.
Sebab, anaknya yang berstatus pelajar STM itu ditangkap pada Selasa (2/4/2024) kemarin karena berkonvoi menjelang waktu berbuka puasa.
“Jadi dia katanya bagi-bagi takjil, konvoi, terus mancing keributan. Ditangkap tapi dibuat jera saja di polres, dipulangkan malam,” ujar Hamdan kepada wartawan, Rabu (3/4/2024).
Menurut Hamdan, anaknya yang berusia 17 tahun itu ditangkap karena diduga hendak tawuran. Namun, tidak ada barang bukti senjata tajam dari tangan sang anak.
Alhasil, anaknya diperbolehkan pulang setelah diberikan peringatan dan dijemput oleh keluarga di kantor polisi.
“Kalau ini ibaratnya namanya konvoi, mengundang, mancing keributan, enggak sampai tawuran. Jadi eggak ditahan cuma dikasih arahan di Polres terus pulang,” kata Hamdan.
Kepada Hamdan, anaknya juga mengaku tidak berniat tawuran, melainkan hanya ingin berbagi makanan untuk berbuka puasa atau takjil.
“Bilangnya enggak mau tawuran, bagi bagi takjil doang. Orang enggak ada senjatanya kok,” ucap Hamdan.
Hal senada diungkapkan Sari, Ibu dari seorang remaja asal Kemayoran, Jakarta Pusat. Anaknya tertangkap karena kedapatan konvoi bersama rekan-rekannya.
“Beda-beda ini kasusnya. Enggak satu sekolahan juga,” kata Sari.
Sari menerangkan bahwa para remaja yang dikumpulkan ini tidak seluruhnya terlibat aksi tawuran. Terdapat di antaranya yang hanya berkonvoi, termasuk anaknya yang berusia 16 tahun.
“Anak saya 16 tahun, cuma konvoi-konvoi juga. Enggak ada sajam, enggak ada apa-apa. Niatnya bagi-bagi takjil,” ungkap Sari.
Sari pun mengaku heran ketika anaknya tertangkap oleh aparat kepolisian. Sebab, anaknya mengaku hanya diajak berkeliling ke ruas jalan tak jauh dari rumahnya.
“Ini penanggung jawabnya yang enggak jelas, rutenya udah beda makanya ditilang polisi,” pungkas Sari.
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/04/03/14380601/terlibat-konvoi-dan-hendak-tawuran-puluhan-remaja-dikumpulkan-heru-budi