"Tuh, gara-gara ketawa Kokom yang kelewat keras merpati itu jadi terbang."
"Biarin. Abis Kokom keki, dari tadi mereka ngeliatin kita terus."
Mereka memang sempat tertawa bersama, tapi tak lama. Sebab ternyata, naiknya harga-harga itu telah menjadi ancaman yang mengerikan bagi orang-orang yang cuma dihibur oleh bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebesar Rp 150.000. Huah! Sebuah tipu daya macam apa lagi ini, menggantikan hidup yang tekor hanya dengan uang Rp 150.000.
"Terus penyebab lain datangnya uban apa tadi, Bang?"
Ah, untunglah Kokom mengejutkan lamunan Juha yang mulai mengembara ke mana-mana.
"Eh, apa Kom?"
"Tuh kan Abang ngelamun padahal Kokom ada di deket Abang. Kokom nanya, penyebab lainnya tumbuhnya uban itu apa lagi?"
"Banyak ngetik di depan komputer, faktor keturunan, stres."
"Abang suka stres juga?"
"Mana ada orang yang kerja di Jakarta enggak stres, Kom? Jalanan macet, belum lagi sopir metromini yang ugal-ugalan di jalan. Belum lagi kalau baca berita yang menulis pernyataan para petinggi yang mirip dagelan. Belum lagi kalau pas mikirin kamu, Kom...."
Kokom yang semula mendengar perkataan Juha sambil mengelus-elus rambut suaminya itu langsung kaget.
"Kokom bikin stres Abang?"
"Iya."
Wajah Kokom menegang. Ia tampak serius benar.
"Katakan dengan jujur, Bang. Apa yang membuat Abang stres. Kelakuan Kokom, pelayanan Kokom, katakan terus terang, Bang."
"Sabar, Kom. Sabar."
"Kagak bisa. Kokom baru tahu, selama ini Abang menyimpan rahasia sama Kokom."
"Rahasia apaan?"
"Nah itu, Abang bilang stres gara-gara mikirin Kokom."
"Abang stres kalau uban di kepala Abang makin banyak, Kokom kagak sayang lagi sama Abang."
"Huh!" Kokom masih ngambek.
"Kalau rambut Abang sudah memutih semua, jangan-jangan Kokom berpaling ke lelaki lain yang lebih mudaan dan belum beruban."
"Ngaco!"
"Katanya lelaki beruban itu seksi ya Kom?"
"Ge-er lo."
"Aduh!" teriak Juha. Sekali sentak lima helai rambut sekaligus tercerabut dari kepala Juha.
"Biar mudaan dikit, hehehe." Kokom berlari ke dalam rumah sambil meniup hela-helai rambut dari genggaman tangannya.
@JodhiY
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.