Seperti efek karambol, kenaikan di satu pasar diikuti pasar yang lain. Di Kota Sukabumi harga juga mulai merangkak sekitar 10 persen. Kenaikan harga kebutuhan pokok itu mulai terjadi dalam sepekan terakhir ini.
Sejumlah komoditas yang naik di antaranya beras Ciherang dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 8.200 per kg, minyak goreng curah Rp 9.500 per kg menjadi Rp 9.700 per kg, daging ayam Rp 28.000 per kg menjadi Rp 30.000 per kg, bawang putih Rp 18.000 per kg menjadi Rp 19.000 per kg, dan wortel Rp 7.000 per kg menjadi Rp 10.000 per kg.
Di Pasar Wage Kota Nganjuk, harga telur yang sebelumnya Rp 13.000 per kg, naik menjadi Rp 15.000 per kg. Beras kualitas sedang yang sebelumnya Rp 7.000 per kg naik menjadi Rp 7.400 per kg, dan beras kualitas bagus yang sebelumnya Rp 7.800 naik menjadi Rp 8.200 per kg.
Kenaikan juga terjadi pada bumbu-bumbu dapur. Misalnya merica yang sebelumnya Rp 88.000 per kg naik menjadi Rp 98.000 per kg, kacang tanah yang sebelumnya Rp 16.000 naik menjadi Rp 17.000 per kg.
Demikian juga dengan sayur mayur seperti kacang buncis yang sebelumnya Rp 4.000 naik menjadi Rp 7.000 per kg, wortel yang sebelumnya Rp 4.500 naik menjadi Rp 7.000 per kg, kentang yang sebelumnya Rp 6.000 naik menjadi Rp 8.000 per kg dan cabai merah besar juga naik dari sebelumnya Rp 18.000 menjadi Rp 24.000 per kg.
Jika semuanya mulai merangkak naik, maka gas pun tak mau tinggal di tempat. Selain susah didapat, harga gas pun ikut membubung.
Melambungnya harga-harga kebutuhan sehari-hari itu pun seperti memicu kenaikan harga keperluan lainnya. Sejak Januari 2013 harga suku cadang dari dua jenis merek motor, yakni Honda dan Suzuki, juga naik, kemudian disusul naiknya harga ban motor, harga oli, dan harga aki.
Lonjakan tertinggi terjadi pada harga aki, yang disebabkan naiknya harga timah. Selain kenaikan harga, masalah terjadi karena sedikitnya jumlah pasokan. Dengan terbatasnya jumlah pasokan maka hukum pasar berlaku; saat permintaaan lebih banyak dari persediaan, maka harga akan semakin tinggi.
***
Kini BBM telah naik, harga-harga pun kian mencekik. Padahal puasa sudah di depan mata, disusul dengan Lebaran. Sudah jadi tradisi mayoritas bangsa ini, menyambut datangnya bulan puasa, justru uang belanja kian membengkak. Apa boleh buat, toh hidup harus terus dijalani.
Dan sebagai bangsa yang kenyang oleh beragam persoalan, selalu saja, dalam tiap ketegangan, kita menemukan sesuatu yang bisa membuat kendur suasana.
"Kom, lo pengen tahu enggak, status-status lucu temen-temen Abang di Facebook soal BBM?"
"Mau Bang, mau, biar Kokom enggak stres."
Juha pun mengeluarkan Blackberry (BB) dari kantong celana kolornya.
"Nih Abang buka ya," Juha membuka wall FB seorang rekan bernama Arief Joko Wi IX yang menulis begini:
Kita tak jadi mudik
pulang bersama-samamu-dik
jika BBM nanti jadi naik
mungkin kita rada-rada paceklik
karena harga-harga yakin pada naik.
"Hihihi.. rada lucu, tapi lumayan pahit juga ya Bang kesannya."
Lantas Juha pun membuka status milik Daniel Supriyono yang menulis begini: "Ngapain pada demo-demo menolak kenaikan BBM? Kan sekarang sdh ada Whatssap."
"Hehehe... bisa aja ntu Bang Daniel. Kocak dia. Jangan-jangan karena dia emang nggak punya BB ya Bang?"
Oleh ketawa Kokom yang keras, sepasang merpati yang semula bertengger di genteng rumah tetangga depan rumah pun langsung terbang.