Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan PAM sampai Air Galon, Cobaan di Hari Raya

Kompas.com - 06/08/2013, 08:24 WIB

72 kelurahan

Terbakarnya panel instalasi air baku milik Perum Jasa Tirta (PJT) II mengakibatkan pasokan ke jutaan pelanggan air yang tersebar di 72 kelurahan menjadi terganggu. Sebanyak 41 kelurahan di antaranya mengalami pengurangan air dan 31 lainnya terhenti. Warga pun harus berburu air bersih dari sumur, membeli air di tempat pengisian air isi ulang, atau membeli dari pedagang air keliling.

Kelurahan yang pasokan airnya terhenti antara lain Slipi, Penjaringan, Palmerah, Kemanggisan, Kebon Jeruk, dan Kedoya Selatan. Sementara kecamatan yang mengalami pengurangan pasokan air antara lain Jatipulo, Cideng, Petamburan, Grogol, Petojo Utara, Duri Kepa, Tanjung Duren Selatan, dan Tanjung Duren Utara.

Akibat penurunan pasokan air tersebut langsung dirasakan Kartono Lihawa (67), warga RT 007 RW 007, Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Ia harus menunggu seharian hingga tandonnya penuh. ”Biasanya saya hanya membutuhkan waktu 1-2 jam untuk mengisi tandon air di rumah hingga penuh,” ujarnya.

Hal serupa dialami Heri Purnomo (31), warga RT 009 RW 009, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, sejak Sabtu petang. ”Awalnya, air yang keluar dari pipa tidak sederas biasanya. Sekarang mati total, anginnya saja tidak ada yang keluar,” katanya.

Heri mengatakan, dalam dua hari terakhir ini, dia dan keluarganya terpaksa mandi di tempat pemandian umum yang terletak tak jauh dari rumahnya. ”Biasanya mandi di kamar mandi sendiri, sekarang mau tidak mau harus mandi di pemandian umum. Warga yang mandi dipungut Rp 2.000 dan harus membayar Rp 3.000 jika ingin membawa air empat ember berukuran sedang,” ujarnya.

Di Tanjung Duren, sejumlah pedagang air menjajakan air bersih dengan berkeliling dari rumah ke rumah. Beberapa pedagang mengaku mengantarkan air bersih sesuai pesanan warga. Setiap jeriken berukuran 20 liter air dijual Rp 5.000. ”Harganya saya naikkan Rp 1.000 karena sekarang air susah dan tempat mengambil air jauh,” ujar Wakid (47), penjaja air keliling di Tanjung Duren.

Selain menyerbu pedagang air keliling, warga juga berbondong-bondong ke tempat isi ulang air siap minum. Setiap mengisi ulang, warga biasanya dipungut biaya Rp 13.000 per galon.

Wijaya, warga Tanjung Duren Timur, bahkan harus bolak-balik membeli air isi ulang untuk persediaan. ”Hari ini sudah tiga kali saya mengisi galon. Saya mengajak anak saya agar bisa langsung membawa dua galon,” katanya.

Di Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat, krisis air bersih dialami 6.332 keluarga yang ada di 10 RW. Lurah Cideng Samsudin mengimbau warganya menghemat penggunaan air dan terus berupaya berkoordinasi dengan PAM untuk pengadaan air bersih.

Direktur Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan pada Kementerian Kesehatan Wilfried H Purba mengimbau warga agar berhati-hati dalam mengonsumsi air. ”Masyarakat tetap harus mengonsumsi air yang layak. Dari fisiknya, kriteria air bersih itu tidak berbau, jernih, dan tidak berwarna,” ujarnya. (K10/NEL/MKN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Sopir Truk Sampah di Kota Bogor Mogok Kerja, Puluhan Kendaraan Diparkir di Dinas Lingkungan Hidup

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com