Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diberi Kelonggaran, Warga Waduk Pluit Bertekad Bertahan

Kompas.com - 21/08/2013, 14:40 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Seharusnya, warga Waduk Pluit di Blok G RT/RW 019/017, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, sudah harus meninggalkan rumahnya. Namun, lagi-lagi Pemprov DKI memberi kelonggaran hingga Kamis (22/8/2013) besok.

"Kita dikasih batas waktu tiga hari sampai Kamis nanti, tapi kita tetap sama kesepakatan warga. Kita bakal bertahan sampai Jokowi penuhin janjinya dulu pas dialog sama Komnas HAM," kata Roni, warga di Blok G, Rabu (21/8/2013).

Ia menambahkan, warga sepakat tidak akan mengosongkan rumahnya sampai rusun yang dijanjikan selesai dibangun. Rusun yang dijanjikan tersebut baru akan selesai dalam waktu dua atau tiga tahun lagi.

"Warga sih sebenernya mau aja direlokasi. Kita enggak nolak, kok. Tapi, kan janjinya masih dua tahun lagi kita dikasih izin, nunggu rusun jadi. Itu rusun katanya jadinya dua atau tiga tahun lagi, tapi sampai sekarang dibangun aja belum. Enggak tahu deh kapan jadinya," ujarnya.

Sebenarnya, para warga tersebut sudah diberikan unit di Rusun Marunda, tetapi mereka menolak karena lokasi rusun tersebut jauh dari tempat mereka bekerja. "Sebenarnya kalau kita mau di (rusun) Marunda, dari dulu kita udah langsung dikasih kuncinya. Tapi, kan kita mikir usaha kita pada di sini, terus anak-anak juga sekolahnya di deket sini, jadinya nggak diambil," kata Dewi di Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Pertemuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait permasalahan relokasi warga Waduk Pluit, Jakarta Utara, menghasilkan beberapa poin kesepakatan. Janji-janji yang dimaksud adalah tidak akan melakukan penggusuran secara paksa dan akan menyiapkan permukiman bagi warga yang terkena relokasi.

Jokowi juga menyepakati adanya pemetaan ulang yang dilakukan antara Pemprov DKI dan Komnas HAM dengan melibatkan warga, khususnya terkait lokasi tempat tinggal saat ini. Selanjutnya, Jokowi juga sepakat untuk menggunakan data-data yang ada di Komnas HAM sebagai dasar untuk melakukan penanganan terkait proses relokasi selanjutnya jika memang terjadi pemindahan warga.

Jokowi dan Komnas HAM bersepakat tidak menoleransi kepentingan calo, mafia tanah, dan pengusaha dalam proses pengembangan kawasan Waduk Pluit dan hanya memfokuskan kepada kepentingan warga. "Kita sepakat tetap di sini sampai Jokowi penuhin janji-janjinya dulu. Walaupun besok digusur, kita tetep nggak bakal nyerah," kata Larso, salah seorang warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com