Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Batas Akhir Warga Waduk Pluit Kosongkan Rumah

Kompas.com - 21/08/2013, 06:35 WIB

 


JAKARTA, KOMPAS.com —
Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan DKI Jakarta memberi batas waktu kepada 68 keluarga yang berada di sisi barat dan utara Waduk Pluit, yakni RT 019 RW 017, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, agar membongkar sendiri bangunan hingga Rabu (21/8).

Koordinator Normalisasi Waduk Pluit Heryanto, Selasa (20/8), menyebutkan, 20 keluarga telah mengosongkan rumah dan pindah ke beberapa rumah susun di Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Sisanya, sebanyak 48 keluarga, masih bertahan.

"Mereka diharapkan pindah sukarela secara bertahap. Hari ini ada empat keluarga," ujarnya.

Surat perintah penghentian pembangunan, kata Heryanto, telah dilayangkan Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan DKI Jakarta pada Senin dan pemilik bangunan diberi waktu untuk membongkar sendiri bangunan selama tiga hari. Jika tidak dibongkar, petugas akan membongkarnya pada Kamis.

Sejak pertengahan April 2013, pengosongan bangunan di sisi utara ini berulang kali ditolak warga. Pada 23 April, ratusan orang bahkan mendatangi Pos Polisi Subsektor Pluit Timur di Jalan Pluit Timur dan menutup akses menuju rumah pompa Waduk Pluit karena menduga aparat akan membongkar hunian mereka.

Para penghuni area waduk itu menuntut biaya ganti rugi bangunan dan meminta direlokasi. Sebagian warga setuju pindah jika rusun sudah tersedia. Akan tetapi, tidak sedikit yang menolak tawaran tersebut.

Menurut Heryanto, pembongkaran sebenarnya dijadwalkan pada Juli 2013. Namun, warga meminta pengunduran waktu karena ibadah puasa, Idul Fitri, dan peringatan Kemerdekaan RI. Pengosongan akhirnya dilaksanakan pekan ini.

Seperti sisi barat, sisi utara Waduk Pluit pun akan dibangun jalan inspeksi, akses ke rumah pompa, dan taman hutan kota. Pelaksananya PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Direktur Utama PT Jakpro Budi Karya Sumadi sebelumnya menyebutkan, kawasan waduk seluas 10 hektar itu akan ditanami 1.000 pohon. Pinggiran waduk akan ditata menjadi hutan kota dan ruang publik. Sekitar 4 hektar di antaranya juga akan dibangun instalasi pengolah limbah cair dan pengolah air laut menjadi air bersih. Anggarannya diperkirakan Rp 18 miliar.

Kalangan swasta terlibat dalam penataan kawasan itu. Menurut Budi, beberapa instansi pemerintah dan swasta menyumbang pohon atau sarana lain sesuai rancangan.

Ada lebih dari 12 jenis pohon. Semuanya khas pesisir, seperti pohon anggur laut, kalpataru/keben, trembesi, ficus daun kecil, dan jati. "Banyak pihak ikut andil," kata Budi. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com