Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Memilukan Seusai Berkumpul Bersama

Kompas.com - 22/08/2013, 07:57 WIB

Saat posisi bus tegak lurus, semua penumpang menumpuk di depan bus sehingga banyak penumpang yang tewas akibat tergencet badan bus dan penumpang lainnya. ”Saya sempat mengeluarkan 13 penumpang yang semuanya sudah tewas,” kata Kushendar, yang juga orangtua Hamdani.

Menurut dia, kondisi jenazah saat dievakuasi cukup mengenaskan. Ssebagian besar korban tewas karena terjepit badan bus, mengalami luka di kepala, dan patah tulang.

Kebingungan

Di Kelapa Gading, Jakarta Utara, anggota keluarga, teman, dan pengurus gereja hilir mudik mendatangi sekretariat GBI Rahmat Emmanuel. Raut sedih dan bingung tampak dari mereka yang datang, termasuk Yanti (32) yang bermaksud mengecek nasib ibunya, Evlin Tampi.

”Kemarin, kakak telepon Ibu (Evlin Tampi). Beliau bilang ikut Doa dan Puasa Ester dan pagi ini mau pulang. Saat dengar kabar kecelakaan itu, kami cemas Ibu jadi korban. Sampai siang ini belum dapat informasi yang jelas,” kata Yanti.

Adi Marbun (23) dan Yerison Mbuik (25) dari tim pelayanan GBI Rahmat Emmanuel meminta nomor telepon Yanti. ”Kami akan sampaikan setiap informasi yang kami terima kepada anggota keluarga. Ada banyak orang yang menghubungi kami untuk menanyakan kondisi keluarganya,” kata Adi.

Hanya beberapa menit sejak Yanti meninggalkan sekretariat, datang Erick Soplanit (31) mengecek nasib Ginokon Sihotang, salah satu peserta Doa dan Puasa Ester yang satu gereja dengan Erick. Dengan tergesa-gesa, dia mendatangi Adi dan menanyakan kondisi Ginokon. Namun, dia tak mendapat informasi yang dia harapkan.

”Keluarga (Ginokon) di Jalan Buaran, Jatinegara, Jakarta Timur, belum tahu kondisi Bapak. Mereka terus memantau berita, mengecek informasi di gereja, dan mencoba menghubungi nomor teleponnya. Namun, panggilan telepon tak dijawab,” kata Erick.

Adi berulang menyampaikan permohonan maafnya. ”Kami belum mendapatkan informasi resmi nama-nama korban, tetapi kami akan sampaikan setiap informasi yang masuk ke kami kepada bapak/ibu,” kata Adi. (mkn/win/bro/k10/k08)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com